Jawab Tantangan Produktivitas Pertanian, PKT Optimis Perluas Lahan Pengembangan Hingga 5 Kali Lipat di 2022

oleh -464 Dilihat

Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera (kanan) 

KILASJATIM.COM, Jakarta – Guna menjawab tantangan produktivitas pertanian nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebagai produsen urea terbesar di Indonesia telah menginisiasi program Makmur, yang fokus menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi para
petani. Sejak diinisiasi pada 2020, realisasi program Makmur terus meningkat setiap tahunnya.
Sepanjang 2021, program Makmur berhasil menggandeng 9.780 petani untuk bergabung, melebihi target 2021 yaitu sebanyak 9.000 petani. Selain itu, PKT juga berhasil mengembangkan 18.110 hektar atau berhasil merealisasikan hingga 151% dari target 2021.

Direktur Keuangan dan Umum PKT, Qomaruzzaman mengatakan sejak awal terbentuknya program Makmur, pihaknya menciptakan ekosistem pertanian yang kondusif guna mendukung petani untuk mencapai produktivitas optimalnya.

“Selain mendampingi petani secara intensif dalam proses operasional sehari-hari, kami juga terus memperkuat kolaborasi end-to-end dengan berbagai pihak seperti instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi.
Melalui upaya ini, PKT tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga mendorong tercapainya kesejahteraan petani secara finansial,” jelasnya.

Di 2022 ini, PKT akan terus fokus memperluas pengembangan program Makmur, terutama ke
wilayah Indonesia Timur, mengingat besarnya potensi pertanian di wilayah tersebut.

Selain itu, PKT juga fokus pada penerapan triple bottom-line 3P (people, planet, dan profit) di setiap langkah yang akan dilakukan kedepannya, guna menjamin budidaya pertanian yang berkelanjutan. Integrasi teknologi pun menjadi salah satu fokus PKT agar dalam proses menjalankan program semakin efektif dan efisien untuk mencapai target di tahun 2022 ini. Lebih lanjut, selama lebih dari 2 tahun memperluas program Makmur, PKT juga melihat adanya tren dalam pengembangannya.

Baca Juga :  Quds Royal Hotel Mulai Beroperasi, Optimis Dengan Terapkan Standar Kesehatan

Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera memaparkan, Program MAKMUR terus dikembangkan berdasarkan karakteristik geografis dan
komoditas unggulan di setiap daerah pengembangan. Salah satunya adalah dengan menggali potensi komoditas unggulan alternatif yang mampu memberikan nilai ekonomi lebih bagi para petani, seperti kelapa sawit.

“Selain itu, kolaborasi dengan kelompok tani di tiap wilayah pengembangan PKT, dapat mempercepat proses keikutsertaan petani ke dalam program Makmur. Lebih lanjut, kami juga melihat bahwa wilayah Indonesia timur memberikan tantangan tersendiri dalam penerapan program Makmur, diantaranya karena medan lahan pertanian, ketersediaan fasilitas, hingga sumber daya manusia,” ujar
Adrian R.D. Putera dalam acara yang digelar secara virtual Selasa (15/03/2022).

Guna menciptakan manfaat yang lebih luas kepada sebanyak-banyaknya petani, PKT menargetkan 25.000 orang petani menjadi anggota dari program Makmur di tahun 2022 sesuai dengan RKAP, dan target cakupan lahan mencapai 60.000 hektar yang tersebar di wilayah
pengembangan program Makmur yang dimandatkan kepada PKT, yakni Sulawesi (Barat,Selatan, Tengah dan Utara), Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara),
NTB, NTT, dan Papua Barat.

“Beberapa wilayah pengembangan program Makmur PKT khususnya di Indonesia timur memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi daerah yang rendah. Oleh karena itu, dengan adanya program Makmur ini diharapkan dapat meringankan beban petani di wilayah tersebut dan meningkatkan pendapat mereka sehingga ekonomi keluarga pun
meningkat,” ujar Adrian.

Kehadiran ekosistem pertanian end-to-end bantu petani lebih produktif.

Berdasarkan studi yang dilakukan PKT, petani Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, diantaranya adalah minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi,pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, dan jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama. Oleh karena, program Makmur dirancang untuk menjawab kebutuhan para petani melalui berbagai inisiatif strategis.

Baca Juga :  Bank Indonesia Gelar Semarak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Optimis Jatim Bangkit 2022

Pertama, PKT menjamin adanya pasar atau pihak yang akan membeli hasil panen. Di sini terpilih pihak yang terpercaya dan penuh komitmen untuk membeli hasil panen petani sesuai
dengan harga pasar yang ada. Selain itu, offtaker juga dapat mengolah hasil panen untuk menciptakan nilai tambah produk.Selanjutnya, PKT memberikan akses permodalan bagi para petani yang merupakan mitra program Makmur.

Beberapa instansi perbankan yang ikut tergabung adalah BNI, BRI, dan Mandiri yang siap mendukung petani dengan modal yang dibutuhkan. Selain itu, petani juga mendapatkan perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin dialami
oleh petani melalui asuransi yang tersedia.

Terakhir, PKT melakukan pendampingan teknis bagi para petani yang meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan argonomis dan budidaya, rekomendasi pemupukan, hingga teknologi dan mekanisasi pertanian melalui aplikasi IFARM – RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem dari hulu ke hilir (rantai pasok). Lalu, PKT juga mendistribusikan sarana produksi yang diantaranya adalah benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas petani.

“Sejak awal diluncurkan, program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi petani, dengan sistem pengembangan yang terintegrasi mulai dari riset kebutuhan pasar, inovasi produk, hingga meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Melalui ekosistem pertanian end-to-end tersebut, kami tidak hanya fokus untuk menjawab tantangan produktivitas pertanian, tapi juga menjamin pertanian yang berkelanjutan,” pungkas
Adrian.. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.