KILASJATIM.COM, Surabaya – Skena sudah menjadi istilah yang tidak asing bagi anak muda, apalagi ketika tren berpakaian anak skena sempat menjadi tren di media sosial.
Namun, kehadiran istilah skena masih belum banyak dikenal asal-usulnya, serta mengapa skena bisa menjadi sebuah tren fashion masih jadi pertanyaan.
Dilansir dari berbagai sumber, skena sendiri adalah subkultur yang lahir dari kalangan penggemar musik, khususnya musik bergenre indie rock, folk, post-rock, serta shoegaze.
Beberapa band dan musisi yang dekat dengan imej subkultur skena merupakan musisi dari komunitas musik independen seperti Fourtwnty dan Feast.
Subkultur skena menggambarkan kesan yang bebas, dengan tidak mengikuti alur tren populer, serta berekspresi sesuai dengan masing-masing individu.
Penggambaran tersebut kemudian terekam dalam gaya berpakaian ala anak skena, yang cenderung berfokus dengan identitas pemakainya.
Dimulai dari atasan kaos dengan identitas tertentu, seperti kaos band atau hal lain yang mewakilkan dirinya sebagai individu.
Diikuti dengan bawahan celana cargo yang memberikan kesan santai nan fungsionalis namun tetap stylish, atau baggy jeans yang memberikan kesan edgy bagi pemakainya.
Ditambah dengan tote bag sebagai aksesoris, berpadu-padan dengan outfit yang dikenakan, memberikan kesan yang casual dan modis.
Outfit ala skena ini tidak hanya memberi kesan yang santai dan casual, namun juga nyaman dan dapat membaur di berbagai waktu dan tempat.
Tidak heran bagaimana gaya berpakaian ala skena menjadi tren, dengan boomingnya dunia musik indie di Indonesia, diikuti dengan imej yang nyaman dengan diri sendiri, menjadikan gaya skena menjadi menarik untuk dicoba. (bbs/yun)