Jadi Buah Bibir di Medsos, Ini Makna Ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi

oleh -496 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Ogoh-ogoh menjadi buah bibir di media sosial menjelang Hari Raya Nyepi. Nah, kira-kira apa makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi?

Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi masyarakat Bali dalam rangka menyambut perayaan Hari Suci Nyepi. Tradisi ogoh-ogoh yang diselenggarakan sebelum perayaan Nyepi ini memiliki makna dan sejarahnya. Lantas apa makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi itu Bagaimana sejarah ogoh-ogoh dan seperti apa tradisinya? Yuk, simak ulasan berikut!

Apa Itu Ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi?

Kata ogoh-ogoh berasal dari kata bahasa Bali ‘ogah-ogah”‘ yang artinya sesuatu yang digoyangkan. Dilansir situs Kabupaten Badung, ogoh-ogoh adalah tradisi masyarakat Bali untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang biasa diadakan sebelum perayaan Nyepi.

Ogoh-ogoh di Bali memiliki versi yang berbeda. Ogoh-Ogoh juga termasuk seni patung yang berasal dari kebudayaan masyarakat Bali yang menggambarkan kepribadian dari Bhuta Kala. Ogoh-ogoh merupakan sebuah benda yang besar dan berbentuk boneka raksasa.

Makna Ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi

Makna ogoh-ogoh mencerminkan sifat manusia yang negatif. Ogoh-ogoh juga mengandung makna untuk mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama. Selain itu, ogoh-ogoh merupakan karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan.

Dalam pelaksanaan tradisi ogoh-ogoh biasa dilakukan dengan parade atau pawai. Pelaksanaan parade ogoh-ogoh memiliki filosofi yang diharuskan untuk manusia saling menjaga alam dan sumber daya untuk tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Parade ogoh-ogoh dilakukan dengan diarak keliling desa maupun dipentaskan. Untuk yang mengarak biasanya akan meminum arak untuk menandakan sifat buruk dari dalam diri manusia. Berat yang dipikul saat mengarak akan diakhiri dengan membakar ogoh-ogoh tersebut sampai habis. Parade ogoh-ogoh ini juga diadakan dari sore hari sampai malam.

Baca Juga :  Ikut Pawai Ogoh-ogoh, Wali Kota Eri: Ini Menunjukkan Rasa Toleransi yang Luar Biasa

Sejarah Ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi

Masih merujuk pada situs Kabupaten Badung, sejarah ogoh-ogoh bermula sejak zaman Dalem Balikang. Ada berbagai pendapat yang menyebut tentang awal mula ogoh-ogoh, ada yang mengatakan mulanya ogoh-ogoh digunakan untuk upacara pitra yadnya.

Ada juga yang mengatakan tradisi ogoh-ogoh berawal dari tradisi Ngusaba Ngong-Nging yang ada di desa Selat, Karangasem. Pendapat lain juga ada yang menyatakan ogoh-ogoh muncul karena barong landung yang merupakan wujud dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wei (suami istri) yang memiliki wajah buruk dan menyeramkan dan saat itu pula munculnya ogoh-ogoh.

Informasi lain turut mengatakan tradisi ogoh-ogoh ada di tahun 70-80an. Lainnya juga ada yang mengatakan bahwa ogoh-ogoh terlahir karena adanya pengerajin patung yang merasa jenuh untuk membuat patung yang terbuat dari bahan keras dan memilih membuat patung yang terbuat dari bahan yang ringan.

Terlepas dari berbagai pendapat tentang asal usul ogoh-ogoh tersebut, sampai saat ini masyarakat Bali selalu merayakan tradisi ogoh-ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Pada awalnya ogoh-ogoh ini terbuat dari kerangka kayu dan bambu setelah itu kerangka akan dibungkus dengan kertas-kertas.

Seiring perkembangan zaman, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ogoh-ogoh juga semakin berkembang. Masyarakat Bali kini menggunakan bahan berupa besi dan bambu yang telah dirangkai menjadi ayaman dan dibungkus dengan gabus atau stereofoam dan dicat.

Tradisi Ogoh-ogoh Jelang Hari Raya Nyepi

Tradisi ogoh-ogoh biasa dilaksanakan di Pengerupukan, sebelum Hari Raya Nyepi. Pengerupukan adalah hari sebelum Hari Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga. Tradisi ogoh-ogoh biasa digelar dengan perayaan parade atau pawai dengan diiringi irama gamelan khas Bali, yaitu bleganjur patung.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke-14, Alfamidi Bagikan 4 Ribu Paket Sembako Ke Warga Terdampak Pandemi

Melansir situs Kabupaten Buleleng, berikut rangkaian acara parade atau pawai ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi:

Sebelum acara dimulai, para peserta upacara biasanya melakukan minum-minuman keras tradisional (arak).
Pada umumnya, ogoh-ogoh diarak menuju sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat), kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar. (bbs/fiq)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.