ITS Gunakan IoT di Perpustakaan Tingkatkan Minat Baca Masyarakat

oleh -326 Dilihat

Kepala Perpustakaan ITS, Edy Suprayitno SS MHum menyerahkan cinderamata kepada Edy, Dr Tri Arief Sardjono ST MT Dekan Fakultas Teknologi Elektro ITS

SURABAYA, kilasjatim.com:- Menyikapi perkembangan teknologi yang semakin pesat, Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu perpustakaan berbasis teknologi di Indonesia adakan transfer informasi teknologi. Yang diadakan melalui Seminar Nasional Penerapan Teknologi Internet of Things (IoT) di Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (25/9).

Acara ini merupakan sebuah rangkaian peringatan Dies Natalis ITS ke-59. Seminar tahunan ini juga merupakan wujud nyata kontribusi Perpustakaan ITS dalam pengembangan teknologi perpustakaan di Indonesia. Tak hanya seminar, Perpustakaan ITS juga mengadakan workshop berkelanjutan dengan tema Membuat Augmented Reality di Lingkungan Perpustakaan pada Kamis (26/9) besok.

Seminar yang dihadiri oleh pustakawan dari berbagai instansi perpustakaan daerah dan perguruan tinggi di Indonesia ini ditujukan untuk membantu upaya peningkatan minat baca masyarakat. Selama dua hari ke depan, mereka akan membahas bersama teknologi terkini dalam penerapannya di lingkungan perpustakaan.

Kepala Perpustakaan ITS, Edy Suprayitno SS MHum menyampaikan, bahwa seminar nasional ini merupakan media transfer informasi yang sangat penting untuk terus diadakan setiap tahun. Sebab menurutnya, perpustakaan merupakan sebuah jantung yang sangat penting dari sebuah perguruan tinggi. Apabila perpustakaan tidak berkembang dalam pengelolaannya, maka kegiatan akademik di perguruan tinggi tersebut dapat terganggu. “Perkembangan perpustakaan saat ini lebih mengarah pada perkembangan teknologi terkini, karena saat ini pengunjung perpustakaan juga cenderung menggunakan teknologi tersebut,” terangnya.

Pria yang kerap disapa Edy itu melanjutkan, teknologi yang dimaksud ini salah satunya adalah teknologi IoT (Internet of Things) atau teknologi transfer data melalui jaringan global internet. Menurutnya, IoT sebagai teknologi informasi saat ini sangat penting diterapkan dalam berbagai bidang, terutama perpustakaan sebagai penyedia informasi masyarakat. Dengan berbasis IoT ini, sistem transfer data dalam operasional perpustakaan menjadi lebih mudah dan efisien. “Meskipun sering dibahas, implementasinya bagi perpustakaan masih sangat sedikit. Oleh karena itu, kami (Perpustakaan ITS, red) ingin menggugah para pustakwan tentang pentingnya IoT ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pertahankan Rangking Penerimaan SNBT Tertinggi, Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Gelar Simulasi Tes Serentak

Senada dengan Edy, Dr Tri Arief Sardjono ST MT selaku keynote speaker dan juga Dekan Fakultas Teknologi Elektro ITS menambahkan, bahwa teknologi IoT ini memang sangat menarik untuk diangkat dalam pembahasan. Apabila IoT ini berhasil diaplikasikan secara maksimal dalam sistem operasional perpustakaan, tenaga manusia yang diperlukan pun dapat dikurangi. Dengan begitu, akses peminjaman buku di perpustakaan oleh pengunjung dapat dilangsungkan selama 24 jam tanpa henti. “Untuk IoT ini saya rasa bukan sesuatu yang sangat besar di zaman ini, sehingga untuk peluang pengimplementasiannya juga sangat lebar dan sangat mudah,” ujar pria yang juga mengajar sebagai Dosen Departemen Teknik Biomedik ITS ini.

Ia melanjutkan, salah satu produk IoT ini adalah Radio Frequency Identification (RFID) berbentuk stiker yang bisa ditempel di setiap buku. RFID sendiri merupakan teknologi yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk transfer data. Dengan kombinasi integrasi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan data online mahasiswa, RFID yang dilengkapi perangkat penyimpanan data ini dapat mempermudah proses peminjaman buku dan barang perpustakaan. “Dengan kemudahan akses ini, pengunjung tidak perlu bersusah-payah dalam meminjam dan mengantri, sehingga minat baca juga akan meningkat secara otomatis,” jelasnya.

Pria yang juga tergabung dalam Tim Riset Mesin Cetak Braille ITS ini menegaskan, teknologi ini tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, baik birokrasi, pustakawan, maupun para ahli teknologi infomasi. Sebab, semangat komitmen pun masih belum cukup apabila tidak disertai dengan komunikasi dan partnership yang saling terintegrasi. Ia juga mengatakan, selain dua hal tersebut, sistem keamanan juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. “Sebab risiko keamanan data yang terintegrasi juga butuh perencanaan strategis dalam mengatasinya,” katanya. (kj3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News