Inovasi Co- Firing Diterapkan PJB Dalam Menjaga Eksistensi Lingkungan

oleh -736 Dilihat

 

KILASJATIM.COM, Gorontalo – Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis ketenagalistrikan, tuntutan dalam
pengelolaan pembangkit juga semakin beragam, mulai dari peningkatan kinerja
pembangkit, biaya pokok produksi yang lebih kompetitif, hingga inovasi menjaga keberadaan lingkungan tetap terjaga.
PT PJB membuktikan hal tersebut melalui inovasi co-firing yang sedang hangat diperbincangkan di dunia energi.

Sebagai pionir dalam mengimplementasi co-firing di Indonesia, kini PT PJB Kembali mengujicoba co-firing PLTU Anggrek, Gorontalo pada tanggal 11 Juni 2020 serta PLTU Tenayan, Pekanbaru dan juga pada tanggal 20 – 21 Juni 2020.

Iwan Agung, Direktur Utama PT PJB mengatakan, pada PLTU Anggrek, digunakan wood chip sebagai campuran bahan bakar batu bara. Wood chip dinilai memiliki kalor yang cukup sebagai bahan bakar pendamping. Berasal dari kayu lamtoro, wood chip yang diujicobakan pada PLTU Anggrek mencapai 5 ton wood chip.

” Uji coba yang dilaksanakan pada PLTU Tenayan menggunakan campuran sawdust brown fiber sebesar 1 % dan dioperasikan selama 8 jam. Dari uji coba yang dilakukan, didapatkan hasil pengunaan biomassa sawdust brown fiber yang lebih efisien daripada penggunaan biomassa sebelumnya yang menggunakan cangkang kelapa sawit. Sisi operasional juga berjalan dengan lancer dan tanpa hambatan,” jelas Iwan.

Co-firing PLTU adalah sebuah teknologi substitusi batubara dengan bahan bakar energi terbarukan pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.

PLTU Tenayan menjadi PLTU pertama di Indonesia yang diujicobakan menggunakan 2 jenis biomassa yang berbeda. Sebelumnya, PLTU Tenayan yang memiliki kapasitas 2 x 110 MW ini pernah mengujibacobakan co-firing menggunakan biomassa cangkang kelapa sawit pada tanggal 27 – 31 Januari 2020.

Baca Juga :  Mendag Support Inacraft 2022, Tetap Tangguh di Tengah Pandemi

“Kami optimis, sebagai pionir dalam co-firing, PT PJB dapat dengan sukses mengimplementasikan co-firing di seluruh PLTU di Indonesia agar bumi nusantara dapat lebih terjaga dan lingkungan lebih hijau,” tanda Iwan optimis.

Optimisme dalam membawa co-firing di seluruh PLTU di Indonesia patut diapresiasi . Uji coba yang dilaksanakan pada PLTU Tenayan menggunakan campuran sawdust brown fiber sebesar 1 % dan dioperasikan selama 8 jam.

Dari uji coba yang dilakukan, didapatkan hasil pengunaan biomassa sawdust brown fiber yang lebih efisien daripada penggunaan biomassa sebelumnya yang menggunakan cangkang kelapa sawit. Sisi operasional juga berjalan dengan lancer dan tanpa hambatan.
mengingat ini adalah langkah nyata di dunia energi ketenegalistrikan untuk tetap berkomitmen menjaga lingkungan tetap asri.

“Selain itu, co-firing juga menjadi jawaban untuk menggapai target Bauran Energi Nasional untuk EBT 23% pada tahun 2025,” tutup Iwan. (kj6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.