Ingatkan Indonesia Bebas Korupsi Lewat Puisi, Taufik Ismail dan Zawawi Imron Baca Puisi di Unusa

oleh -328 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Puisi adalah salah satu sarana menyampaikan aspirasi atau gagasan masyarakat. Itu seperti yang dilakukan Taufiq Ismail serta Zawawi Imron. Dua sastrawan Indonesia yang dihormati masyarakat serta dikenal luas kalangan internasional. Keduanya hadir di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2023 dengan membacakan puisi pada parade pembacaan puisi di Auditorium lantai 9 Tower Unusa kampus B Jemursari Surabaya, Senin (29/5/2023).

Dengan tema: Kebangkitan Bangsa Bebas Dari Korupsi, parade pembacaan puisi kali ini juga dihadiri Mendikbud Republik Indonesia periode 2009-2014 Prof Mohammad Nuh yang juga menjabat Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), serta disaksikan oleh sejumlah seniman, budayawan dan sastrawan Jawa Timur.

Prof Mohammad Nuh menyampaikan bahwa Taufiq Ismail dan Zawawi Imron merupakan legenda. Taufiq Ismail dan Zawawi Imron juga adalah aset bangsa Indonesia. Mudah-mudahan puisi yang dibacakan bisa dibagi kepada mahasiswa Unusa.

Maraknya korupsi di Indonesia perlu dicegah, melalui puisi dapat menjadi pesan pengingat mahasiswa dan masyarakat luas agar terhidar dari tindakan korupsi. “Saya sangat sedih dengan banyaknya tidakan korupsi di Indonesia. Melalui moment hari ini, kebangkitan bangsa bebas dari korupsi. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh tamu undangan untuk meresapi puisi karya Taufiq Ismail dan Zawawi Imron,” terang M. Nuh.

Bahkan Prof Nuh menegaskan bahwa di peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Unusa harus berdiri di depan. Disaat orang lain sibuk dengan dirinya sendiri. Unusa harus membuktikan janji kemerdekaan bisa tercapai seperti pada pembukaan UUD 45.
“Janji itu mencerdaskan bangsa, ikut serta perdamaian abadi, melindungi segenap bangsa Indonesia. Kita harus punya rasa nasional seperti pada lagu Yalal Waton. Indonesia dan Islam jadi kesatuan. Unusa menjadi anak dalam kesatuan itu,” tegas M. Nuh.

Baca Juga :  Jaga Kesehatan, Saat Idul Fitri Hindari Balas Dendam Makanan

Taufiq Ismail usai membaca puisi berjudul Kita Merindukan Anak-anak Indonesia, mengaku prihatin dengan masalah yang dihadapi negeri ini lantaran budaya baca buku sangatlah kurang. “Salah satu masalah besar yang dihadapi negeri kita, adalah anak-anak didik kita, anak-anak kita sendiri itu budaya baca bukunya kurang sekali. Sastrawan sudah membantu pemerintah pada persoalan penuntasan korupsi. Bertahun-tahun ini sudah berjalan tapi belum mencapai hasil yang diinginkan, ” ujar Taufiq Ismail.

Sedangkan Zawawi Imron mengajak segenap mahasiswa agar selalu belajar dan belajar. Lebih dari itu, Zawawi minta agar mahasiswa memupuk keindahan dalam hati. Sebab di dalam hati yang bersih dan indah, akan menciptakan karya puisi yang indah pula. “Barang siapa yang tidak memiliki hati yang indah, maka tidak akan mampu merasakan keindahan sesuatu ciptaan Allah SWT,” kata Zawawi Imron.

Si Celurit Emas ini juga berpesan kepada mahasiswa untuk selalu menghormati ibu. Pesan ini dibacakan langsung oleh Zawawi dalam karya puisi fenomenalnya berjudul Ibu. “Pertama ibu yang harus kita hormati. Kedua, guru-gurumu,” tambah Zawawi Imron.

Sementara itu ditambahkan Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie dengan tegas menyerukan agar jangan ada lagi praktik korupsi yang terjadi di Indonesia. Stop korupsi! Berhenti sampai di sini. Biarkan mereka yang tidak bisa diingatkan, pada akhirnya meninggalkan dunia ini. Tapi, adik-adik jangan ada niat mewarisi kebiasaan yang mengerikan ini, yang membuat negeri ini nggak maju. “Cara terbaik mencegah korupsi, adalah menindak tegas para koruptor. Itu cara terbaik agar korupsi tidak terjadi berulang di negeri ini,” pungkas Jazidie.(tok)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News