Industri yang Diproyeksi Bakal Kebanjiran Permintaan pada 2025

oleh -505 Dilihat

Foto Istimewa

KILASJATIM.COM, Jakarta – Sejumlah industri diperkirakan akan meraih keuntungan besar dan mengalami lonjakan permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional, pada tahun 2025. Beberapa sektor utama yang diprediksi bersinar diungkapkan oleh para pakar dan pengamat bisnis.

Senior Business Consultant & Pengamat Bisnis DK Consulting, Djoko Kurniawan, menyatakan bahwa industri kimia akan semakin berkembang berkat tuntutan inovasi produk yang memerlukan bahan kimia. Produk berbahan kimia sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti pasta gigi, sabun mandi, deterjen, cairan pembersih lantai, dan lainnya.

“Industri ini akan terus berkembang seiring kebutuhan bahan kimia untuk produk rumah tangga maupun kategori lainnya,” ujar Djoko, dikutip pada Senin (6/1/2025).

Lebih lanjut, Djoko menjelaskan bahwa program swasembada pangan yang digalakkan oleh Presiden Prabowo Subianto turut mendorong pertumbuhan industri kimia. Program ini akan membutuhkan pasokan pupuk dan pestisida dalam jumlah besar, yang menjadi peluang besar bagi sektor tersebut.

Selain itu, Djoko juga menyoroti potensi cerah industri farmasi. Tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan membuat kebutuhan akan obat-obatan, baik modern maupun tradisional, tetap tinggi.

“Bahkan selama pandemi, industri farmasi menjadi yang paling berkembang karena kebutuhan obat meningkat tajam. Sekarang masyarakat cenderung tidak mau ambil risiko. Ketika sakit, mereka langsung membeli obat untuk mencegah kondisi yang lebih parah,” jelasnya.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, menambahkan bahwa industri tekstil memiliki peluang besar di tengah ketidakpastian pasar global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Ketegangan perdagangan antara AS dan China membuka peluang bagi Indonesia. Jika mampu memanfaatkan momentum, kemungkinan besar investasi dari China akan masuk, terutama ke sektor tekstil dan pakaian jadi,” kata Andry. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah di Awal Perdagangan Senin Melemah 97 Poin

No More Posts Available.

No more pages to load.