Hadapi Pandemi , Axa Mandiri Optimalkan Digitalisasi dan Siapkan Kebutuhan Nasabah Mikro

oleh -802 Dilihat

Chief Bussines and Distribution Axa Mandiri, Theodores Tangke.

KILASJATIM.COM, Surabaya – PT Axa Mandiri Financial Services (Axa Mandiri) bertekad dalam menghadapi pandemi dengan mengoptimalkan digitalisasi dan sekaligus menyediakan produk sesuai kemampuan nasabah di segmen mikro.

Chief Bussines and Distribution Axa Mandiri, Theodores Tangke mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini kinerja asuransi mengalami banyak tantangan. Namun perseroan berupaya untuk memanfaatkan tantangan tersebut menjadi peluang dalam meningkatkan kinerja.

“Tahun ini kami harus lebih optimistis, dan belajar dari pengalaman 2020, layanan digital memegang peranan penting karena kita harus terus terkoneksi dengan nasabah di masa pandemi,” kata Theodores secara virtual di acara media gathering Axa Mandiri FGD Potensi dan Tantangan Bisnis Asuransi di masa pandemi, Selasa (2/3/2021).

Disebutkan beberapa produk asuransi baru saat ini juga tengah disiapkan untuk diluncurkan. Salah satu produk asuransi ini akan menyasar segmen menengah ke bawah atau mikro dengan pertimbangan kondisi perekonomian saat ini.

“Sekarang memang ada kecenderungan nasabah memilih perlindungan premi yang murah, jadi tahun ini kita berupaya memperluas penjualan asuransi mikro dengan premi murah mulai Rp50.000, ada pertanggungan jiwa dan rumah sakit, dan ini diharapkan bisa membantu segmen mikro,” urainya.

Untuk pengembangan digitalisasi, Axa Mandiri juga meluncurkan 2 aplikasi yang dapat dipergunakan oleh para tenaga pemasar maupun untuk nasabah yang bisa melakukan tanya jawab secara langsung, dan mendapatkan poin-poin tertentu kita membayar premi.

 

Sepanjang tahu 2020 Axa Mandiri mencatatkan kinerja klaim asuransi sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah klaim yang dibayarkan tersebut turun dibandingkan 2019 yakni mencapai Rp5,3 triliun.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Malang (Unisma), Harun Al Rasyid

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Malang (Unisma), Harun Al Rasyid menilai bisnis asuransi ke depan masih banyak peluang yang bisa dioptimalkan, bahkan di masa pandemi.

Baca Juga :  PLN Tekankan Pentingnya Kolaborasi Demi Kesejahteraan Bersama

“Di sadari atau tidak, pandemi ini justru membuat orang sadar untuk ikut asuransi, dan mereka mulai menyimpan dan mengatur keuangan dengan lebih bijak. Kalau dulu dianggap tidak pentin, tapi saat ini minat asuransi semakin bertambah,” katanya.

Sebuah survei minat orang yang berencana membuka polis. Survei itu menyebutkan sebanyak 30 persen ingin membeli polis asuransi jiwa dan kesehatan, untuk penyakit kritis dan asuransi rawat inap sampai 34 persen.

“Ini artinya, dengan Covid-19, masyarakat semakin sadar bahwa asuransi menjadi kebutuhan dasar dan darurat. Jadi bagaimanapun semua aktivitas manusia membutuhkan proteksi dan pendampingan supaya kita tetap nyaman beraktivitas,” imbuhnya.

Sedangkan data OJK, per Januari 2021 kinerja premi asuransi jiwa dan umum secara nasional mencatatkan pertumbuhan positif yakni mencapai Rp30,35 triliun, atau naik 15,94 persen dibandingkan Januari 2020 yang hanya Rp26,17 triliun.Kinerja klaim asuransi jiwa dan umum pada Januari 2021 mencapai Rp16,59 triliun atau turun -4,02 persen dibandingkan Januari 2020 yakni Rp17,28 triliun.

Direktur Pengawasan LJK, OJK KR 4, Mulyanto

Sementara itu Direktur Pengawasan LJK, OJK KR 4, Mulyanto mengatakan kinerja premi asuransi baik umum dan asuransi jiwa memang mengalami kontraksi termasuk di wilayah Jatim yang mengalami penurunan -17,8 persen.

“Kita harus mengakui bahwa geliat aktivitas ekonomi akan mempengaruhi naik turunnya premi asuransi, dan memang kegiatan ekonomi setahun terakhir ini turun akibat pandemi dan ini mempengaruhi premi-premi yang dibayarkan masyarakat,” katanya.

Kendati demikian tahun ini bisnis asuransi masih memiliki prospek yang lebih baik dari tahun lalu. Berkaca pada kinerja awal tahun yakni Januari 2021 secara nasional, premi asuransi jiwa dan umum mencatatkan pertumbuhan positif yakni mencapai Rp30,35 triliun, atau naik dibandingkan Januari 2019 yang hanya Rp26,17 triliun.

Baca Juga :  Generali Penuhi Komitmen Nasabah di Jawa TImur, Bayarkan Klaim Sebesar Rp67,8 Miliar di Semester 1/2022

“Jika melihat kondisi capaian nasional di awal tahun ini sudah tampak positif, meskipun saat ini masih dalam pandemi. Maka kami optimistis kinerja asuransi sampai akhir tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dari capaian 2020,” ujarnya.

Menurutnya, prospek bisnis asuransi ke depan masih dianggap menjanjikan karena setiap aktivitas manusia membutuhkan perlindungan dan proteksi. Bahkan, adanya pandemi mulai menyadarkan masyarakat untuk mulai memproteksi diri dengan ikut asuransi.

Berdasarkan data OJK Jatim hingga Februari 2021, tercatat jumlah perusahaan asuransi di Jatim mencapai 510 perusahaan termasuk perusahaan cabang. Dari jumlah itu sebanyak 336 merupakan asuransi jiwa, dan sebanyak 168 merupakan asuransi umum, serta 6 perusahaan asuransi wajib

Sedangkan kinerja premi asuransi di Jatim sepanjang 2020 mencapai Rp17,36 triliun atau turun -18,6 persen dibandingkan 2019 yang mampu mencapai Rp17,36 triliun. Sedangkan premi asuransi umum pada 2020 mencapai Rp3,18 triliun atau turun -13 persen dibandingkan 2019 yakni Rp3,66 triliun. Secara total baik jiwa maupun umum, premi asuransi di Jatim 2020 mencapai Rp20,55 triliun atau turun -17,8 persen dibandingkan 2019 yakni Rp25 triliun.

Sementara untuk kinerja klaim asuransi di Jatim pada 2020 tercatat mencapai Rp15,06 triliun atau turun -19,1 persen di bandingkan 2019 yakni Rp18,62 triliun. Dari total klaim 2020 tersebut, sebanyak Rp13,7 triliun9 merupakan asuransi jiwa, dan sebanyak Rp1,36 triliun merupakan asuransi umum. Sedangkan klaim 2019, sebanyak Rp16,4 triliun merupakan asuransi jiwa dan sebanyak Rp2,22 triliun merupakan asuransi umum. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.