KILASJATIM.COM, Surabaya — Kiai kondang Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah, menggelar acara *Multaqo Ulama* di Hotel Shangri-La, Surabaya, pada Selasa, 19 November 2024. Acara ini dihadiri oleh puluhan masyayikh dan kiai muda dari seluruh Jawa Timur dengan tujuan mempererat silaturahmi serta membahas peran strategis ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam forum yang penuh hikmah ini, Gus Miftah menyampaikan dukungan penuhnya kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa Khofifah adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Jawa Timur pada periode 2024-2029.
Dukungan tersebut disebut sebagai bagian dari komitmen Gus Miftah untuk menepati janji yang pernah ia sampaikan kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Sinergi politik ini memperlihatkan upaya untuk menggalang suara dari kalangan pesantren dan tokoh agama di Jawa Timur. Keikutsertaan Gus Miftah dalam mendukung Khofifah-Emil menunjukkan pentingnya peran ulama dalam membangun dukungan masyarakat.
“Saya sudah lama dekat dengan Bu Khofifah, bahkan jauh sebelum Pilpres. Salah satu janji saya kepada Pak Prabowo adalah akan all out untuk memenangkan Ibu Khofifah di Jawa Timur,” ujar Gus Miftah.
Menurut Gus Miftah, kedekatan atau *chemistry* antara Khofifah dan Presiden Prabowo akan membawa keuntungan strategis bagi pembangunan Jawa Timur. Dukungan dari sosok Gus Miftah yang dikenal sebagai tokoh agama berpengaruh diyakini memperkuat posisi politik Khofifah-Emil di Pilgub Jatim, terutama melalui pendekatan berbasis pengajian dan forum keagamaan yang menjangkau banyak jamaah.
“Saya melihat bahwa Pak Presiden Prabowo dan Ibu Khofifah memiliki *chemistry* yang kuat. Terbukti, Bu Khofifah dipercaya memimpin tim kemenangan Pak Prabowo di Jawa Timur saat Pilpres,” tambahnya.
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Gus Miftah serta para masyayikh dan kiai muda. Dukungan ini menjadi dorongan sekaligus kekuatan, baik dari segi dhohir (nyata) maupun batin (spiritual), dalam menghadapi berbagai tantangan.
Khofifah juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat untuk mendukung pembangunan Jawa Timur. Dukungan dari pemerintah pusat, baik dari sisi kebijakan, anggaran, maupun sumber daya lainnya, dianggap kunci keberhasilan berbagai program pembangunan di daerah. Melalui komunikasi dan jaringan yang solid, berbagai hambatan dalam pelaksanaan proyek dapat diminimalkan.
Sebagai penutup, Khofifah menekankan pentingnya strategi dan prioritas dalam alokasi program pembangunan, terutama dalam menghubungkan Jawa Timur dengan wilayah Indonesia Timur dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dengan mengusung visi *Gerbang Baru Nusantara*, ia menilai bahwa strategi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Jawa Timur sebagai salah satu sentra ekonomi nasional. (FRI)