KILASJATIM.COM, Lumajang – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu (11/6/2025) pukul 00.18 WIB. Meskipun tinggi kolom erupsi tidak teramati, aktivitas vulkanik ini masih berlangsung saat laporan dibuat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, AP, menjelaskan bahwa status Gunung Semeru saat ini masih waspada. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar.
“Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi),” ujar Liswanto, seperti dikutip dari laman Magma ESDM.
Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar dapat mencapai jarak 13 km dari puncak.
Liswanto juga menegaskan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, mengingat tingginya bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Area yang menjadi perhatian khusus adalah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai kecil dari Besuk Kobokan.
Sebagai informasi, sejak 1 Januari hingga 10 Juni 2025 pukul 07.00 WIB, tercatat sebanyak 1.799 letusan Gunung Semeru. Ini menunjukkan bahwa aktivitas gunung api tersebut didominasi oleh gempa letusan/erupsi yang terjadi setiap hari. (son)