Dari ki -ka : Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto mengatakan acara Trade Connect Summit 2024 bersama Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono dan Sekretaris Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Muhammad Suaib Sulaiman usai meninjau booth UMKM di even Bank Jatim Trade Connect Summit 2024 di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (14/10). (kilasjatim.com/nova)
KILASJATIM.COM, Surabaya– Gelaran Bank Jatim Trade Connect Summit 2024 di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (14/10) ditargetkan bisa mengangkat potensi UMKM Jawa Timur dan bisa gi international.
Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto mengatakan acara Trade Connect Summit 2024 ini merupakan upaya Bank Jatim dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan perekonomian bangsa.
“Acara ini adalah program dari Bank Jatim sebagai bentuk kepedulian terhadap usaha UMKM binaan untuk naik kelas dan berkegiatan ekspor menciptakan serta menambah koneksi dengan potensi buyer dari luar,” kata Edi usai pembukaan, Senin (14/10/2024).
Bank Jatim Trade Connect Summit 2024 mengusung tema ‘Your Opportunity to Connect’ diikuti 41 booth UMKM binaan orientasi ekspor, booth layanan dari instansi Disperindag Jatim, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Jatim, Dinas Kehutanan Jatim, dan beberapa Perangkat Daerah lainnya di Jatim.
Edi berharap ajang ini bisa meningkatkan peluang baru dengan goals dan berpotensi mengembangkan ekspor sekaligus meningkatkan kualitas neraca perdagangan Jatim.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono optimistis Bank Jatim dapat mengantarkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Timur dapat naik kelas ke kancah internasional.
“Atas nama Pemprov Jatim, kami menyampaikan apresiasi kepada Bank Jatim sebagai motor yang menggerakkan UMKM sehingga bisa naik kelas. Namanya juga trade center, yang terkoneksi baik dengan dunia internasional. Membawa mitra buyer dari luar negeri dan langsung bertransaksi business matching dengan masing – masing produk,” ujar Adhy.
Ditambahkan Adhy, peran perbankan apalagi bank daerah sangat penting untuk melatih pelaku UMKM. Terlebih, Jawa Timur mempunyai potensi UMKM dan Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa menopang ekspor.
“UMKM perlu peningkatan kapasitas untuk bisa mengakses dan belajar bertransaksi internasional. Ini juga bagian kecil dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-79 Pemprov Jatim. Bank Jatim sebagai BUMD yang memberikan kontribusi yang langsung dirasakan masyarakat utamanya bagi UMKM,” jelasnya.
Adhy optimis Bank Jatim sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur bisa berperan aktif dalam membantu memberikan pembinaan kepada para UMKM.
“Ini penting karena kontribusi UMKM terhadap PDB Jatim setiap tahun terus alami peningkatan. Tahun 2022 terdapat peningkatan sebesar 0,55 persen dibandingkan tahun 2021, sedangkan tahun 2023 – 2024 ditargetkan kontribusinya bisa mencapai 58,5 – 58,8 persen,” papar Adhy.
Sementara untuk, negara tujuan utama ekspor, kata Pj. Gubernur Adhy, yakni ada Arab, Tiongkok, Hong akong, Jepang, Taiwan, Italia, Belanda, Singapura dan Malaysia.
“Kita sudah agak kewalahan dengan permintaan booth di luar negeri. Bahkan banyak Indonesia trade center yang meminta Jawa Timur ikut, dan alhamdulillah banyak pengusaha yang berminat, jadi kami memfasilitasi perizinan tersebut,” tuturnya.
Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang pembinaan pelaku usaha berorientasi ekspor dalam rangka pengembangan ekspor antara Bank Jatim dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI oleh Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim dengan Sesditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI. (kilasjatim.com/nova)
Untuk meningkatkan kinerja ekspor ini, Pemprov Jatim melalui Disperindag serta lembaga terkait telah menjalankan berbagai program yang khusus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha.
“Kami berupaya meningkatkan kapasitas pelaku usaha baik melalui pelatihan, promosi produk, maupun penyederhanaan perizinan usaha. Pemprov juga menjalin hubungan dengan berbagai asosiasi bisnis dan organisasi industri untuk mempermudah pelaku usaha dalam mengakses pasar internasional,” imbuhnya.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha dalam melakukan ekspor adalah akses pembiayaan. Untuk itu, Perbankan harus lebih inovatif dalam menyediakan produk yang dapat mempermudah pelaku usaha, khususnya UMKM.
“Perbankan juga perlu mengembangkan produk pembiayaan berbasis digital yang dapat mempermudah proses transaksi ekspor,” tegasnya seraya berpesan untuk terus meningkatkan sinergitas antara Pemerintah dan Perbankan untuk menjadikan sektor ekspor sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi.
“Mari kita optimalkan potensi ekspor dengan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah dan perbankan. Ini penting karena bisa memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Muhammad Suaib Sulaiman menyampaikan kegiatan ini adalah upaya pengembangan ekspor nasional.
“Jatim menjadi peluang besar dan harapan bagi Indonesia dan pelaku usaha maupun UMKM. Ini langkah awal karena baru sampai MoU. Langkah selanjutnya adalah kesepakatan antara Bank Jatim dan Kemendag RI, kira – kira apa yang kita harus tonjolkan dan dorong agar Jatim bisa menjadi lebih baik,” tutupnya.
Sebagai informasi, dalam rangkaian kegiatan ini juga telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang pembinaan pelaku usaha berorientasi ekspor dalam rangka pengembangan ekspor antara Bank Jatim dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI oleh Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim dengan Sesditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI. (nov)