Fokus Evakuasi Berlanjut, Tim SAR Antisipasi Risiko Robohnya Gedung Lama Al Khoziny

oleh -335 Dilihat

KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Satu unit breaker excavator penghancur beton dan dua bucket excavator berbagi tugas membersihkan puing material robohnya gedung musala pondok pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Tujuannya masih sama, mengangkat dan membersihkan semua puing reruntuhan agar memudahkan tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue-SAR) menemukan jenazah para korban.

Sedikit demi sedikit, upaya itu membuahkan hasil. Pembersihan puing material telah mencapai 80 persen dan jenazah korban semakin banyak ditemukan.

Proses pembersuhan material runtuhnya bangunan menemui kendala yang disebabkan ada bagian reruntuhan bangunan yang terhubung dengan gedung lama di sebelahnya.

Posisinya berada di selatan gedung utama yang telah roboh. Otomatis, tim harus mengatur strategi baru dan penanganan khusus sebagai pemecahan solusi.

Tim SAR gabungan tidak mau gegabah mengambil keputusan tanpa perhitungan, apalagi kondisi bangunan lama terlihat miring.

“Apabila dipaksakan, maka dikhawatirkan dapat merusak atau justru memicu robohnya gedung di sebelahnya. Jika itu terjadi, maka akan ada pekerjaan baru yang lebih berat, ” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan resminya, Senin (6/10/2015).

Mengantisipasi bangunan ambruk, tim SAR gabungan mendatangkan konsultan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk memberikan rekomendasi. Hasilnya, tim diharuskan membuat penahan gedung lama yang masih berdiri agar selama proses ‘cutting’ dapat dilakukan tanpa merusak apapun.

Di tengah kendala yang dihadapi, fokus utama tim SAR adalah tetap melanjutkan pembersihan material yang sudah runtuh di sektor selatan. Tujuannya adalah memaksimalkan penemuan jenazah maupun potongan tubuh lainnya, sampai benar-benar dapat dipastikan semuanya sudah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.

Baca Juga :  Tim SAR Gabungan Perpanjang Operasi Pencarian Korban 3 Hari

Setelah semua itu berhasil dilakukan, maka langkah terakhir adalah memotong bagian yang terhubung dengan gedung lainnya. Segenap tim di lapangan terus berupaya semaksimal mungkin agar operasi SAR dan pembersihan dapat berjalan tanpa menimbulkan masalah baru.

Tim SAR gabungan yang bertugas selama 24 jam secara bergantian telah mendapatkan dukungan ketahanan fisik dan stamina selama melaksanakan misi kemanusiaan. “Diharapkan seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya, ” harapnya. (cit)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.