KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Tim SAR gabungan terus berupaya mengevakuasi korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Hingga Minggu (5/10/2025) malam pukul 21.00 WIB, sebanyak 52 jenazah ditemukan, termasuk 5 potongan tubuh di antara reruntuhan bangunan.
Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan, proses evakuasi dilakukan di beberapa titik mulai dari pintu masuk hingga area belakang ponpes. Korban terakhir berupa bagian tubuh tanpa kaki kanan berhasil dievakuasi sekitar pukul 21.01 WIB.
“Hingga laporan terakhir, total 26 korban dan 4 body part telah diekstrikasi dan dilanjutkan proses evakuasi pada hari ketujuh,” ujar Yudhi dalam keterangan resmi, Senin (6/10/2025).
Seluruh jenazah dan potongan tubuh dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Proses pembersihan puing juga masih berlangsung hingga malam hari, dengan fokus di sisi utara bangunan yang tidak terhubung dengan struktur utama.
“Evakuasi masih berlanjut. Pembersihan puing kami fokuskan di area yang aman dari kemungkinan runtuhan susulan,” imbuh Yudhi.
Sementara itu, Tim DVI Polda Jatim kembali mengonfirmasi dua identitas korban baru yang berhasil dikenali pada Minggu (5/10/2025). Mereka adalah Nurudin (13), santri asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, dan Ahmad Rijalul Haq (16), asal Kelurahan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan menjelaskan, proses identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan gigi, medis, properti pribadi, hingga sidik jari.
“Nurudin teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti, sedangkan Ahmad Rijalul juga cocok berdasarkan sidik jari,” ujarnya di RS Bhayangkara Surabaya.
Hingga kini, Tim DVI telah menerima 45 kantong jenazah, terdiri atas jenazah utuh dan bagian tubuh. Dari jumlah tersebut, 10 korban sudah berhasil diidentifikasi, termasuk dua santri terbaru. Empat di antaranya merupakan body part.
Sebelumnya, tim juga telah mengungkap identitas tiga korban lain, yakni Firman Nur (16), Muhammad Azka Ibadur Rahman (13), dan Daul Milal (15) — seluruhnya berasal dari Surabaya.(cit)









