KILASJATIM.COM, Surabaya – Ekonomi Jawa Timur mencatat pertumbuhan 5,23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025. Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 3,09 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Zulkipli, menjelaskan pertumbuhan tersebut diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp849,30 triliun dan PDRB harga konstan 2010 sebesar Rp509,45 triliun.
“Semua lapangan usaha tumbuh positif kecuali administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang terkontraksi 2,11 persen,” ujarnya, Selasa (5/8/2025) petang.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor jasa perusahaan sebesar 9,76 persen, diikuti transportasi dan pergudangan (9,32 persen), penyediaan akomodasi dan makan-minum (8,38 persen), serta industri pengolahan (7,39 persen).
Jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan 5,23 persen ditopang oleh ekspor barang dan jasa yang melonjak 7,67 persen. Komponen lain yang juga berkontribusi adalah konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (6,42 persen), pembentukan modal tetap bruto atau investasi (6,13 persen), serta konsumsi rumah tangga (4,85 persen).
Sebaliknya, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi tipis 0,55 persen. Adapun impor barang dan jasa – yang menjadi faktor pengurang PDRB – tumbuh 7,57 persen.
Secara spasial, ekonomi Pulau Jawa masih didominasi DKI Jakarta dengan kontribusi 29,17 persen terhadap PDRB, diikuti Jawa Timur sebesar 25,36 persen. Dari sisi pertumbuhan, Jawa Timur menempati peringkat keempat di Pulau Jawa, di bawah DI Yogyakarta (5,49 persen), Banten (5,33 persen), dan Jawa Tengah (5,28 persen).









