Ekonomi Indonesia Bangkit Pasca Pandemi, Bank Indonesia Terapkan Kebijakan Makroprudensial Di Sektor UMKM

oleh -762 Dilihat

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Budi Hanoto

KILASJATIM.COM, Surabaya – Gempuran Covid – 19 hingga seluruh dunia menetapkan sebagai pandemi. Indonesia pun sempat kelimpungan dalam menata perekonomian. Pemerintah pun melakukan upaya untuk menyelamatkan ekonomi , tak terkecuali Bank Indonesia dengan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendorong inklusi keuangan sebagai bagian dari kebijakan makroprudensial dengan menyasar kalangan UMKM.

Mengingat sektor ini masih bertahan bahkan menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN dalam memulihkan ekonomi negara. Dala. pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 tanggal 24 November 2021 lalu, arah bauran kebijakan Bank Indonesia juga akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif tahun 2022 untuk meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha guna mendukung PEN dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.

Sampai dengan bulan April 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit ke sektor usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM meningkat 16,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp Rp1.195,4 triliun. Bahkan penyaluran kredit UMKM meningkat dari bulan sebelumnya, yakni Maret 2022 yang tumbuh 15 persen yoy atau Rp1.171,8 triliun.

“Penyaluran kredit kepada UMKM pada April 2022 tumbuh 16,9 persen yoy meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 15 persen yoy, terutama pada kredit skala mikro,” katab Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjio dikutip dalam kanal youtube Bank Indonesia, Selasa (31/05/2022).

Sementara itu, berdasarkan skala usaha, kredit UMKM skala mikro tumbuh 105,4 persen yoy pada April 2022 menjadi Rp412,6 triliun, terakselerasi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 94,7 persen yoy.

Pada sektor kredit UMKM skala menengah tercatat mengalami kontraksi 27,9 persen yoy menjadi Rp333 triliun, tidak sedalam dibandingkan kontraksi 28,6 persen yoy pada Maret 2022 atau sebesar Rp334,4 triliun. Di sisi lain, kredit usaha kecil mengalami perlambatan menjadi sebesar 24,7 persen yoy pada April 2022 menjadi Rp449,8 triliun. Pada Maret 2022, kredit usaha kecil mampu tumbuh 27,4 persen yoy atau senilai Rp443,2 triliun.

Baca Juga :  Pebalap Bertalenta Astra Honda Siap Banggakan Indonesia di ARRC Buriram

Kemudian, BI juga mencatat berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit UMKM didorong baik oleh kredit investasi (KI) maupun kredit modal kerja (KMK).

Memperkuat di bidang ini, BI juga akan memberikan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan pembiayaan inklusif. Termasuk juga melanjutkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi serta ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien.

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Budi Hanoto mengatakan, sebagain dari kebijakan yang di terapkan oleh BI tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan di beberapa daerah salah satunya yakni, provinsi Jatim. Terbukti kata Budi Hanoto, kinerja ekonomi wilayah Jatim pada triwulan IV 2021 lalu meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Pada triwulan IV 2021 lalu sektor kredit UMKM mengalami peningkatan. Kredit UMKM di Jatim tumbuh 12,94 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar 0,11persen (yoy). Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit 69 investasi (KI) maupun kredit modal kerja (KMK) UMKM,” jelas Budi.

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim pada triwulan IV 2021 mengalami peningkatan sebasar 31,00 persen atau mengalami kenaikan, dibandingkan pangsa pada triwulan III 2021 yang sebesar 29,72 persen. Hal ini salah satunya didukung oleh kebijakan target proporsi kredit UMKM perbankan terhadap 70 total kredit perbankan.

Provinsi Jatim telah mencapai target tersebut dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak tahun 2013 lalu. Peningkatan ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jatim dan perbankan untuk bersinergi mendorong peran UMKM dalam perekonomian Jatim yang memiliki kontribusi besar,” tegas Budi Hanoto.

Langkah Bank Indonesia Jawa Timur ini juga mendapat respon positif dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui berbagai kebijakan, yang salah satunya melalui perluasan akses pembiayaan bagi UMKM di Jawa Timur melalui sinergi pembiayaan pelaku usaha.

Baca Juga :  Dorong Pemberdayaan Muslim Millennial Untuk Indonesia Maju

“Diantaranya melalui Kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Bank Himbara dan Bank Jatim, Kredit Program Dagulir Pemprov Jatim berupa pemberian bunga kompetitif, serta subsidi Bunga melalui program KUR Pusat dan KUR Daerah yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota di Jawa Timur,” ujar Pj. Sekda Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.

Yang tidak bisa dilepaskan dengan pemulihan ekonomi adalah
peran digitalisasi keuangan yang memegang peranan penting dalam mensukseskan inklusi keuangan,yang menjelaskan mengenai langkah strategis untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terkoneksi, dan berkelanjutan melalui pemaksimalan implementasi inklusi keuangan digital.

“Pemaksimalan implementasi inklusi keuangan digital ini dilakukan dengan beberapa cara, seperti membentuk ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan; mendorong model bisnis UMKM yang telah mengadopsi digitalisasi dari hulu ke hilir secara end-to-end untuk direplikasi dan diperluas, men-support pengembangan infrastruktur sistem pembayaran, serta melakukan edukasi dan kampanye dalam rangka perluasan inklusi keuangan digita,” papar Budi.

Dari data Bank Indonesia, tercatat transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65% (yoy) mencapai Rp 34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% (yoy) menjadi Rp 4.314,3 triliun.

Sedangkan nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39% (yoy) menjadi Rp 711,2 triliun. Termasuk transaksi melalui QRIS juga mengalami peningkatan baik nominal maupun volume, masing-masing meningkat sebesar 290% (yoy) dan 326% (yoy). (kj2)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.