KILASJATIM.COM, Madiun – Petualangan dan pendakian, dua kegiatan yang akrab bagi sebagian anak-anak muda di Madiun. Kota yang punya sebutan sebagai kota pendekar, kota pecel, kota budaya juga kota pelajar, memiliki beragam komunitas. Madiun ramai dengan aktivitas pecinta alam, traveller, kuliner, penjaga satwa, hingga komunitas kendaraan roda dua maupun roda empat yang aktif berkegiatan.
EIGER Tropical Adventure, brand asal Indonesia penyedia perlengkapan luar ruang yang telah berdiri sejak tahun 1989, memilih Madiun sebagai kota ketiga untuk meresmikan forum EIGERIAN. Forum ini dibentuk dengan menyatukan berbagai komunitas, mewadahi sebagai ruang diskusi.Sabtu, (22/3) berlokasi di Warung Garasi, Jalan Janur Sari No. 7 Kota Madiun, EIGER mengundang puluhan orang asal bermacam-macam komunitas di Madiun, datang dalam agenda berbuka puasa bersama, sekaligus meresmikan EIGERIAN Madiun.
Arif Rachman Husen, Community & Partnership Manager EIGER Tropical Adventure mengungkapkan, sejak 35 tahun EIGER terlahir di Indonesia, kami belajar bersama ribuan komunitas di seluruh Indonesia. Mereka tak sungkan untuk memberikan masukan, kritik, saran, hingga ide-ide original bersama EIGER, menghidupkan kegiatan petualangan dan penjelajahan tropis di Indonesia.
“Madiun adalah kota ketiga setelah peresmian EIGERIAN Malang, juga EIGERIAN Surabaya. Harapannya EIGERIAN Madiun bisa jadi forum silaturahmi pegiat kegiatan alam terbuka serta pengguna produk EIGER di Kota Madiun. Kami berharap wadah atau forum ini bisa menyalurkan hobi dan kegiatan positif secara bersama-sama. Agar semakin kompak dan melibatkan lebih banyak tangan untuk menjaga, melestarikan sekaligus ikut berpetualang menyusuri keindahan alam di Indonesia,” ungkap Arif.
Sambil menunggu waktu berbuka puasa, ratusan orang yang mewakili komunitas di Madiun berdiskusi bersama Kang Iwan “Kwecheng” Irawan, salah satu dari segelintir orang Indonesia yang telah menuntaskan 7 puncak tertinggi di dunia. Kang Kwecheng membuka diskusinya dengan cerita tentang manajemen sebuah perjalanan atau ekspedisi.
Bagi Kwecheng, manajemen ekspedisi adalah pengalaman yang sangat berharga untuk terus dibagikan. Rencana operasi yang matang bisa membuat siapapun petualang memahami tingkat kerumitan dan risiko.
“Sebab kegiatan alam bebas tetap mengandung dan mengundang bahaya.Pembelajaran manusia didapat melalui kegiatan alam bebas yang terencana. Bagaimanpun alam selalu jujur, jeram selalu bergemuruh, tebing selalu menjulang, dan gunung selalu melangit, kita adalah bagian kecil dari petualangan di alam bebas,” ungkap Kwecheng di depan EIGERIAN Madiun.
Jelang waktu berbuka puasa EIGERIAN Madiun diresmikan dengan seremoni berupa pemberian bibit poho. Bibit diserahkan langsung oleh perwakilan EIGER juga Dinas Kehutanan Jawa Timur Cabang Wilayah Kota Madiun kepada kawan-kawan EIGERIAN Madiun.
Sri Wahjuni Karjawati S.P selaku Penyuluh Kehutanan Dinas Kehutanan Wilayah Kota Madiun menyampaikan apresiasinya atas upaya yang dilakukan EIGER, menyambungkan silaturahmi dengan berbagai komunitas di Madiun.
“Terima kasih sudah melibatkan Dinas Kehutanan dalam agenda-agenda komunitas pecinta alam di Madiun. Harapan kami ke depannya, sinergi bisa terus terjalin dalam upaya konservasi, penyelamatan satwa sampai penanaman pohon. Kami siap bersinergi bersama EIGERIAN Madiun,” ungkap Sri Wahjuni.
Mewakili EIGERIAN Madiun, Heru Stone dari komunitas Stone Adventure menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan kegiatan positif dan upaya konservasi.
“Alhamdulillah dibarengi buka puasa bersama, EIGERIAN Madiun diresmikan. Semoga dari sini bisa lahir agenda-agenda kolaborasi antar berbagai bendera komunitas di Madiun. Dari Madiun untuk Indonesia,” ungkap Heru.
Pesan penutup bagi EIGERIAN Madiun disampaikan Kwecheng, ia mengaku senang bisa berbagi pengalaman dengan ratusan kawan-kawan komunitas di Madiun.
“Anak muda di kota ini rupanya banyak sekali yang giat berpetualang. Semoga dari Madiun di masa depan banyak anak muda yang dapat berdaya guna bagi kehidupan, terasah menjadi pribadi yang berani dan tangguh, sekaligus lihai atau lentur menghadapi perubahan yang cepat sekali terjadi,” pungkas Kwecheng. (nov)