DPRD Surabaya Desak Solusi atas Krisis Air Akibat Proyek Terowongan TIJ-KBS

oleh -353 Dilihat
Istimewa

KILASJATIM.COM, Surabaya: Proyek pembangunan terowongan penghubung Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS) menuai keluhan dari warga sekitar Kecamatan Wonokromo. Warga mengeluhkan krisis air karena sumber mata air sumur mereka mengering sejak pengerjaan proyek ini dimulai pada Juni 2024.

Terowongan bawah tanah sepanjang 160 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 3,25 meter ini menggunakan anggaran APBD sebesar Rp 31 miliar. Namun, dampaknya dirasakan warga Kelurahan Sawunggaling, yang sebelumnya bergantung pada sumur tradisional untuk kebutuhan air sehari-hari.

“Kini kami terpaksa antre mengambil air di musala karena sumur kering,” ungkap Tri Yulianda, salah satu warga setempat, saat menghadiri reses Wakil Ketua DPRD Surabaya, Bahtiyar Rifai, pada Minggu (3/11/2024).

Warga menduga penyebab kekeringan adalah penggunaan paku bumi proyek yang mencapai kedalaman 12 meter, sementara sumur warga umumnya hanya digali hingga 6 meter. Mereka juga melaporkan kondisi ini ke kelurahan dan pihak proyek, tetapi belum ada solusi yang diberikan.

Komitmen Mencari Solusi
Mendengar keluhan ini, Bahtiyar Rifai menegaskan bahwa hal tersebut menjadi perhatian serius. Politisi Gerindra ini meminta agar pengelola proyek mempertimbangkan dampak terhadap masyarakat sekitar. “Harus ada solusi terbaik agar kebutuhan air warga terpenuhi kembali,” tegasnya.

Meski begitu, Bahtiyar menyebut bahwa penyebab kekeringan perlu diteliti lebih lanjut. “Kami butuh kajian akademis dari dinas terkait untuk memastikan apakah ini akibat pembangunan atau faktor alam, seperti kemarau panjang,” jelasnya.

Selain krisis air, warga juga mengeluhkan retaknya bangunan rumah akibat proses pembangunan terowongan. Bahtiyar berjanji akan menggelar rapat koordinasi (hearing) dengan melibatkan Dishub, Dinas PU, serta para ahli untuk mencari solusi. Ia juga mendorong warga untuk bersurat resmi ke DPRD agar keluhan dapat ditindaklanjuti secara formal.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Lakukan Normalisasi Sungai di Kawasan Mangrove Wonorejo

Dampak pada Warga Ekonomi Lemah
Mayoritas warga terdampak adalah kelompok ekonomi menengah ke bawah, sehingga persoalan ini menjadi semakin mendesak. DPRD akan memastikan bahwa dampak sosial dari proyek ini tidak diabaikan dan mencari langkah konkret agar warga tidak dirugikan lebih lanjut.

Proyek ini diharapkan dapat selesai pada pertengahan November 2024, namun DPRD mengingatkan agar penyelesaian proyek tetap memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar.(ADV/den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.