Dosen Unigoro Ciptakan Alat Filtrasi Air Hujan Menjadi Air Siap Minum

oleh -292 Dilihat

Foto: Nur Hadi

KILASJATIM.COM, Bojonegoro – Musthofa, ST. MT, seorang dosen di Universitas Bojonegoro (Unigoro) berhasil menciptakan alat filtrasi untuk mengubah air hujan menjadi air siap minum.

Karya ini merupakan bagian dari Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2024 bertajuk Sistem Pengolahan Air Hujan Menjadi Air Siap Minum Berbasis Sensor PIR (HC-SR501) dan Arduino Uno. Program tersebut didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Pendanaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Tahun 2024.

Kepada kilasjatim.com, Mushtofa menceritakan awal mula dirinya menciptakan filtrasi air hujan menjadi air siap minum. Kala itu, ia mengamati proses seringnya terjadi fenomena krisis air bersih yang terjadi di sebagian wilayah di Kabupaten Bojonegoro ketika musim kemarau tiba seperti saat ini.

Dibantu rekannya Ir. Yulia Indriani, ST., MT, Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Prakteknya, air hujan yang turun ditampung dan diolah terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, air hujan mengandung banyak zat organik, zat asam, zat garam, dan sebagainya.

“Kalau sekedar untuk air bersih saja, bisa langsung digunakan. Karena saat diuji secara fisika dan kimia hasilnya bagus. Tapi saat diuji secara mikrobiologi, air hujan yang belum diolah kandungan bakateri coliform-nya tinggi sampai 36, sedangkan kandungan bakteri e-coli ada enam,” ujar Musthofa, Senin (30/9/2024).

Mushtofa tidak membutuhkan waktu yang lama untuk merakit alat filtrasi air berbasis sensor PIR (HC-SR501) dan Arduino Uno. Cara kerja filter ini adalah air hujan dari talang yang ditampung dialirkan menuju mesin filtrasi melewati tabung. Tabung tersebut berisi komponen-komponen karbon aktif, pasir silika, dan pasir ziolit. Kemudian air dialirkan lagi melewati filter membran dan sinar ultraviolet.

Baca Juga :  Peserta UNBK di Dua SMK Bojonegoro Dinyatakan Aman dari Virus Corona

“Di tahap akhir, air hujan yang sudah difiltrasi ini siap diminum. Kita letakkan gelas, lalu sensor akan mendeteksi suhu panas tangan kita. Otomatis air akan keluar seperti di dispenser. Ketika gelasnya penuh dan ditarik, otomatis mesinnya berhenti,” jelasnya.

Setelah difilter, air tersebut diuji kembali di laboratorium. Hasilnya kandungan bakteri e-coli nol, sedangkan kandungan bakteri coliform masih di angka empat. Menurut Mushtofa, salah satu syarat air layak diminum adalah kandungan bakteri e-coli dan coliform harus nol. Sesuai dengan Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan. Alat filtrasi air ciptaannya perlu disempurnakan lagi.

“Terutama ukuran sinar ultraviolet perlu ditambah lebih panjang. Kalau sinar ultravioletnya kecil, air itu cepat lewatnya. Sehingga bakteri tidak terbunuh semua. Lalu ukuran filter membrannya juga perlu perlu diperkecil lagi, ukuran 0,1 mikron. Agar bisa menyaring partikel yang lebih kecil,” paparnya.

Mushtofa berharap, alat filtrasi air ciptaannya ini kelak dapat bermanfaat bagi masyarakat. Terutama untuk mengatasi masalah krisis air bersih kala musim kemarau tiba terutama di wilayah Bojonegoro. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.