KILASJATIM.COM, Surabaya – Isu mengenai pengurangan kuota jemaah haji Indonesia yang belakangan beredar di media massa ditanggapi oleh Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Sugiyo. Menurutnya, hingga saat ini belum ada informasi resmi atau keputusan pasti dari pemerintah terkait wacana tersebut.
“Yang berkembang itu baru pernyataan dari BPH, dan itu belum pasti. Sampai sekarang belum ada surat resmi atau keterangan dari pejabat berwenang,” ujar Sugiyo saat ditemui pada Kamis (19/6/2025).
Sugiyo menegaskan bahwa Menteri Agama belum memberikan informasi atau komunikasi apa pun terkait pembatasan kuota haji. “Jadi mungkin itu masih sebatas omongan, kita tidak bisa menjadikannya sebagai dasar kebijakan,” katanya.
Antrean Panjang, Wacana Pengurangan Kuota Dikhawatirkan
Pihak PPIH Debarkasi Surabaya sangat berharap wacana pengurangan kuota ini tidak benar-benar terealisasi. Pasalnya, antrean jemaah haji di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, sudah sangat panjang. Banyak calon jemaah yang harus menunggu puluhan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci.
“Rata-rata jemaah yang mendaftar itu usianya sudah di atas 40 tahun. Kalau nunggu 35 tahun, umurnya bisa 75 tahun saat berangkat. Akhirnya banyak yang memilih umrah karena takut tidak sempat berhaji,” jelas Sugiyo, menyoroti dampak nyata dari masa tunggu yang ekstrem ini.
Melihat kondisi ini, Sugiyo justru menyarankan agar pemerintah berjuang untuk penambahan kuota haji bagi Indonesia. Menurutnya, penambahan kuota akan sangat membantu memperpendek masa tunggu dan memberikan peluang lebih besar bagi masyarakat untuk menunaikan ibadah haji.
“Harapan kami ada penambahan kuota, bukan pengurangan. Ini penting agar jemaah yang sudah lama menunggu bisa segera berangkat,” tegas Sugiyo.
Klarifikasi dari PPIH Debarkasi Surabaya ini diharapkan dapat memberikan kejelasan di tengah simpang siurnya informasi mengenai kuota haji dan menegaskan pentingnya menunggu pengumuman resmi dari pihak berwenang. (den)