KILASJATIM.COM, SURABAYA – Prihantono berusia 57 tahun, dan berhasil meraih predikat Cumlaude dari program studi Magister Terapan pada Wisuda ke 23 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Usia ternyata bukan jadi hambatan meraih yang terbaik di bidang pendidikan tinggi.
“Semua ini karena amanah dari bapak saya. Beliau berpesan jika nanti saya punya uang dan waktu, saya harus sekolah lagi ke jenjang yang lebih tinggi,” terang Prihantono mengawali kisahnya.
Mantan Kepala Stasiun Televisi Swasta di Surabaya ini pun menceritakan jika saat dirinya aktif bekerja sempat ingin melanjutkan kuliah, namun terganjal sisi waktu. Sehingga urung melanjutkan studi, meskipun memiliki cukup dana. Akhirnya ketika memasuki masa purna, dirinya mantap untuk melanjutkan kuliah.
Pensiun per April 2022, dirinya lantas mencari informasi mengenai studi program magister teknik. Dan, kemudian di bulan Agustus, tahun yang sama langsung mendaftar di PENS dan mengikuti seleksi.
“Saya memilih PENS pertama karena terapan. Selama ini, pengalaman saya bekerja itu tidak banyak ilmu terapan. Dan kedua, saya sangat tertarik dan ingin belajar tentang bagaimana membuat program terkait elektro dan telekomunikasi. Apalagi kondisi sekarang semuanya sudah menggunakan program,” papar Prihantono.
Teknologi yang dipelajarinya dulu ternyata banyak yang sudah expired. Saat kuliah S1 dulu, dia hanya diajari memprogram selama 1 semester saja. Sehingga kemampuannya memprogram sangat terbatas, dan bahkan harus belajar lagi.
Di antara berbagai kesulitan dan kendala, dirinya merasa tersemangati oleh teman-teman yang usianya lebih muda.
“Mereka mendorong saya untuk lebih semangat, saling menyemangati tepatnya. Dosen-dosen juga baik, banyak Doktor dan Profesor yang beberapa juga masih muda, tetapi sangat hebat dan mau berbagi banyak hal, sangat mendukung studi saya. Benar-benar pengalaman baru yang sangat menyenangkan,” ungkapnya.
Pria yang semasa duduk di bangku SMA mendapat julukan Profesor ini sangat ingin melanjutkan ke jenjang Doktoral. Namun mempertimbangkan kondisi kesehatan, beliau pun akhirnya memutuskan untuk fokus pada kesehatan terlebih dahulu.
“Jika kondisi kesehatan sudah memungkinkan, saya akan tetap mendaftar untuk melanjutkan kuliah. Saya juga sudah berdiskusi dengan Prof. Novi Ayub untuk mengkaji teknologi, utamanya tentang sistem siber fisik yang banyak bersentuhan dengan hardware,” katanya.
Dr. Bima Sena Bayu Dewantara, S.ST, MT, Kepala Program Studi Pasca Sarjana Terapan menyampaikan tahun ini merupakan tahun dengan jumlah wisudawan cumlaude terbanyak.
“Semua kembali kepada niat dan kemauan. Tahun ini 19 dari 20 orang wisudawan Pasca Sarjana, berpredikat cumlaude. Dan, ketika studi di Pasca Sarjana Terapan PENS, akan kami fasilitasi dengan sarana prasarana untuk mendukung atmosfer pembelajaran positif. Mahasiswa berbagai jenjang saling support di laboratorium, belajar dan menyelesaikan permasalahan bersama,” imbuh Bima. Tahun ini PENS meluluskan 773 orang wisudawan dari berbagai jenjang dan program studi. Beberapa dari lulusan ini tercatat telah terekrut sebelum wisuda.(tok)