KILASJATIM. COM, Surabaya — Duka mendalam menyelimuti Kota Surabaya. Sebanyak 18 santri asal Surabaya menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, di Kecamatan Buduran, Sidoarjo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan jumlah tersebut masih bersifat sementara. Proses identifikasi jenazah oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur masih terus berlangsung dan jumlah korban asal Surabaya kemungkinan bertambah.
“Yang menjadi korban ada 53 anak. Dari jumlah itu, 18 anak meninggal dunia,” ujar Irvan dalam keterangannya yang diterima kilasjatim.com, Jumat (10/10/2025).
BPBD Surabaya bersama dinas terkait saat ini memberikan pendampingan bagi keluarga korban, termasuk memantau kondisi santri yang masih dirawat di rumah sakit.
Irvan menjelaskan, hingga Kamis (9/10/2025), Tim DVI Polda Jatim telah mengidentifikasi 48 dari total 67 kantong jenazah yang diterima di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Dua di antara korban asal Surabaya hingga kini masih belum teridentifikasi.
“Dari data kami, masih ada dua anak yang belum teridentifikasi. Semoga segera teridentifikasi agar keluarga dapat segera memulangkan mereka,” harapnya.
Daftar 18 Santri Surabaya yang Meninggal Dunia:
1. Maulana Alfian Ibahimovic, 13 tahun
2. Mochammad Mashudulhaq, 14 tahun
3. Rafi Carur Okta Mulya P, 17 tahun
4. M. Agus Ubaidillah, 14 tahun
5. Muhammad Aska, 13 tahun
6. Firman Nur, 16 tahun
7. Daul Milal
8. Ahmad Rijaul Haq
9. Wasiur Rohib, 17 tahun
10. M. Reza Syfai Akbar, 15 tahun
11. Afifuddin Zaraksih, 14 tahun
12. Farhan, 17 tahun
13. Achmad Albi Fahri, 14 tahun
14. M. Ali Sirajuddin
15. M. Azzam Habibi, 14 tahun
16. Muhammad Raihan Jamil, 14 tahun
17. Moh. Toni Afandi, 14 tahun
18. Arif Afandi, 15 tahun
Sementara dua santri asal Surabaya yang belum teridentifikasi adalah Abdul Halim (14), warga Bulak Banteng, dan M. Ridwan Sahari (15), warga Bendul Merisi.(cit)









