BI : 2023 Momen Untuk Optimalisasi dan Memperkuat Resiliensi Ekonomi Jawa Timur 

oleh -797 Dilihat

Kepala perwakilan Bank indonesia Jawa timur Budi Hanoto bersama pembicara di acara Jatim Talk di Surabaya, Selasa (14/2/2023) (kilasjatim.com/Nova)

KILASJATIM.COM, Surabaya – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga menggelar kegiatan yang bertajuk Jatim Talk, tujuannya mendorong optimalisasi potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto dalam sambutannya mengatakan,
Tahun 2023 menjadi momentum yang harus dijaga untuk mendorong resiliensi dan akselerasi ekonomi Jawa Timur dan menjadi tahun krusial bagi ekonomi Jawa Timur.

‘Ekonomi global berpotensi lebih rendah, inflasi tetap menjadi perhatian, hilirisasi menjadi kunci akselerasi, dan investasi menjadi faktor pendorong. Namun demikian 2023 pertumbuhan ekonomi Jatim akan tetap baik. Inklusi keuangan terutama pada sektor UMKM yang cukup tinggi di Jatim,” ujar Budi Hanoto dalam sambutannya.

Dikatakan saat ini Pemerintah sendiri juga terus melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jatim untuk memacu pertumbuhan ekonomi, tetapi proyek privat atau swasta sebetulnya memiliki peran yang lebih besar jika dipacu investasinya.

“PSN memang terus berjalan, apalagi ada Perpres 80 Tahun 2019 yang mendukung, ditambah ada alokasi dana transfer ke daerah. Namun menurut kami, yang sangat perlu didorong adalah investasi sektor privat (swasta), seperti bagaimana mengembangkan KEK JIIPE, misal Freeport yang akan menampung local value change dari nikel yang akan menggeret industri kecilnya,” jelasnya.

Tahun ini memang menjadi tahun yang krusial sehingga diprediksi ekonomi sedikit melambat. Meski begitu untuk di Kuartal I/2023 ini, diyakini masih bisa tumbuh lebih baik dibandingkan Kuartal IV/2022, terutama dipicu oleh sektor konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran.

Baca Juga :  Berpindahnya Pusat Ekonomi dari Barat ke Asia : Membangkitkan Kultur Minangkabau dan Nusantara di Era Baru

“Ekonomi global memang diprediksi rendah, terutama di negara mitra dagang. Untuk itu kita perlu lebih menjaga ekonomi Jatim, khususnya dalam hal ini adalah ekspor luar negeri. Sedangkan di domestik, ada inflasi yang menjadi problem juga harus dicermati bersama,” ujarnya.

Menurutnya, hilirisasi industri (manufaktur) di Jatim sangat perlu digalakkan, mengingat sektor manufaktur di Jatim memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian.

“Jadi kalau ada investasi, yang perlu didorong adalah produksi pangan dan produk hilirnya. Banyak sekali Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri yang perlu dipacu proses hilirnya. Apalagi di KEK JIIPE Gresik banyak insentif dan booster yang disiapkan Pemerintah,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Muslimin Anwar menjelaskan, tahun ini kinerja ekonomi Jatim diperkirakan termoderasi, tetapi masih akan tetap tumbuh positif yakni berada pada rentang 4,9 persen hingga 5,3 persen.

“Moderasi ekonomi diperkirakan terjadi karena dari sisi permintaan, khususnya ekspor dan konsumsi pemerintah, dan dari sisi penawaran ada perdagangan. Namun pertumbuhan masih positif, karena didukung oleh sisi permintaan yakni konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan dari sisi penawaran ada sektor pengolahan,” jelasnya.

Dia mengatakan, setidaknya ada 4 rekomendasi Bank Indonesia yang perlu digencarkan tahun ini agar pertumbuhan ekonomi 2023 tidak jatuh akibat dampak ekonomi global.

Rekomendasi tersebut di antaranya adalah meningkatkan peran Jatim sebagai lead export industri manufaktur, memperkuat peran lumbung pangan Nusantara untuk menjaga tingkat inflasi, serta optimalisasi proses digitalisasi ekonomi.

“Selain itu juga kita perlu meningkatkan inklusifitas ekonomi melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah dan pariwisata,” paparnya..

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyatakan terdapat 4 (empat) key strategies yang diperlukan untuk menopang pemulihan ekonomi Jawa Timur, yakni penguatan peran Jawa Timur sebagai lead export industri manufaktur, penguatan peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan Nusantara, penguatan optimalisasi digitalisasi ekonomi Jawa Timur, serta peningkatan inklusivitas ekonomi Jawa Timur melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.