KILASJATIM.COM, LAMONGAN: Meluapnya Sungai Bengawan Jero membuat Kabupaten Lamongan terendam banjir.
Bersama dengan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Lamongan KH. Abdul Rouf, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengecek langsung kondisi warga di Dusun Pujut, Desa Sidomulyo, Kecamatan Deket dilanjutkan pintu air Kuro.
Khofifah bersama Pemkab Lamongan memutuskan merekonstruksi Pintu Air Kuro yang saat ini kondisinya sudah mulai rapuh dan bocor karena memang dibangun sejak jaman Belanda.
Maka Pintu Air Kuro perlu segera ditangani. Sebab Pintu Air Kuro merupakan salah satu titik simpul penyebab banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan.
Tak hanya itu, Khofifah juga menekankan pentingnya keberadaan pompa air guna menyeimbangkan sirkulasi air.
“Pintu Air Kuro itu menurut penjelasan dari tim teknis merupakan salah satu yang cukup signifikan. Saya kemudian tanya berapa tingkat efektivitas pengurangan banjir di sini jika Pintu Kuro diselesaikan. Berapa anggarannya dan berapa lama pengerjaannya,” ujarnya dalam siaran pers ke redaksi, Sabtu (25/2/2023).
Setelah dikoordinasikan, terkait anggaran Khofifah mengambil kebijakan agar pengerjaan Pintu Air Kuro dikebut dengan menggunakan BTT (Biaya Tidak Terduga) sharing antara Pemkab Lamongan dan Pemprov Jatim yang totalnya Rp 65 Miliar. Sepertiga anggaran berasal dari Pemkab Lamongan, sedangkan sisanya dari Pemprov Jatim.
Gubernur Khofifah meminta agar proses pengerjaan kelak bisa diselesaikan secepat mungkin. Sebab, banjir di Kabupaten Lamongan ini bisa menggenang berbulan-bulan lamanya. Oleh karena itu, harus dicari titik paling signifikan.
“Sungai Bengawan Jero merupakan bagian dari BBWS Bengawan Solo maka kewenangan sesungguhnya ada di pusat. Sudah 3 tahun kita mengajukan ke Kementerian PUPR supaya mendapatkan prioritas penanganan,” imbuhnya.
Ia mengaku akan segera meminta izin kepada Kementerian PUPR agar rekonstruksi Pintu Air Kuro bisa dikerjakan oleh Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan.
Ke depannya titik-titik simpul lainnya seperti DAM Tambak Ombo dan lainnya juga akan segera diurai hingga banjir di Kabupaten Lamongan benar-benar tuntas terselesaikan.
“Kita berharap BBWS Bengawan Solo juga akan melakukan normalisasi dan dari pusat juga akan memberi atensi program penanganan banjir luapan Bengawan Solo yang bisa menggenangi beberapa perkampungan di kecamatan Deket dan Glagah bahkan berbulan-bulan. Semoga program ini mendapat penguatan anggaran dari Pusat sesegera mungkin. Sementara untuk rekonstruksi Pintu Air Kuro Pemprov dan Pemkab Lamongan akan tangani tentu dengan seizin Pusat karena ini kewenangan Pusat. Kita berharap ini akan menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi banjir yang genangannya bisa bulanan ini,” imbuhnya.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa ada dua kunci untuk menangani banjir di Kabupaten Lamongan ini yakni Pintu Air Kuro dan DAM Tambak Ombo.
“Sekarang kita akan fokus di Pintu Air Kuro. Sebab kondisinya lama dan rapuh. Sehingga sesegera mungkin harus ditangani,” ujarnya.
Berdasarkan data terkini dari BPBD Kabupaten Lamongan, banjir telah merendam 59 desa di 8 kecamatan yakni Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Karangbinangun, Kecamatan Deket, Kecamatan Glaga, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Babat, dan Kecamatan Laren.
Tercatat ketinggian air bervariasi mulai dari 16 cm hingga 75 cm. Ketinggian air tertinggi tercatat berada di Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah.
Akibat banjir ini, sebanyak 6.627 rumah warga terendam. Selain itu terdapat pula 55 gedung sekolah, 22 tempat ibadah, dan juga 8.424 lahan tambak, serta 7 fasilitas kesehatan terimbas dampaknya.
Pemprov Jatim bersama Pemkab Lamongan telah siap menangani bencana banjir di Kabupaten Lamongan khususnya untuk rekonstruksi pintu air Kuro. . Sejak masuknya laporan terkait kejadian banjir ini, sebanyak 4 pompa air telah dikerahkan untuk mengurangi ketinggian banjir. Selain itu 42 pos kesehatan juga telah didirikan di setiap kecamatan.
Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan berupa sembako sebanyak 600 paket, paket sandang sebanyak 60 paket, paket kebersihan sebanyak 10 paket, glangsing 2000 lembar, terpal 15 lembar, popok bayi 8 karton, jumbo bag 30 pcs, dan tikar 25 pcs.
Sementara itu, Kepala Dusun Juput Suwanto menyampaikan terima kasih. Ia berharap agar rekonstruksi Pintu Air Kuro bisa segera dikerjakan dan warganya terbebas dari banjir.
“Banjir di sini setiap tahun terjadi. Tapi kali ini yang paling parah. Terima kasih Bu Gubernur sudah datang dan meminta agar banjir ini segera ditangani,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh para warga terdampak. Di hadapan Khofifah, warga meluapkan keresahannya. Keresahan utama mereka menyangkut sawah dan tambak.
Karena, banjir yang lama surut ini telah bertahun-tahun membuat panen gagal dan menyebabkan kerugian yang tak terhitung jumlahnya.
Dengan kehadiran Gubernur Khofifah di Kabupaten Lamongan, warga berharap agar pemerintah daerah segera melakukan langkah konkret untuk menyurutkan air luapan banjir.
Salah satunya Sutardjo (65), menyuarakan normalisasi sungai aliran Bengawan Jero dan Bengawan Solo agar banjir cepat surut.
“Dengan hormat saya harap hadirnya Ibu Gubernur di sini bisa mempercepat tindakan untuk normalisasi sungai, seperti pengurukan agar sungai makin dalam dan air cepat surut. Tahun lalu air surut baru setelah 6 bulan, tapi tahun ini air paling dalam. Kerugiannya warga besar sekali,” katanya.
Rupanya kehadiran Gubernur Khofifah juga menjadi penyemangat bagi para warga yang terdampak.
“Pokoknya dengan Ibu Gubernur ada di sini, kita semua berikhtiar dulu,” lanjutnya.
“Kita tetap semangat, meski tambak tenggelam, sawah tenggelam, harus tetap semangat,” tandasnya. (tok)