AISNESIA Luncurkan Virtual Buoy untuk Efisiensi Navigasi di Tersus dan TUKS

oleh -461 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Startup berbasis teknologi maritim, AISNESIA, kembali menghadirkan inovasi terbarunya dalam ajang Demoday Wirausaha Merdeka PBLT 3.0 PPNS 2024, Selasa (10/12/2024). Salah satu produk unggulan yang diperkenalkan adalah Virtual Buoy, sebuah Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) berbasis teknologi virtual yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).

CEO AISNESIA, Abdullah Fiqru Siech, menjelaskan bahwa SBNP virtual ini dapat memangkas biaya instalasi dan pemeliharaan. “Dengan satu perangkat, kami mampu menciptakan hingga 10 titik SBNP, yang tentunya sangat efisien dari sisi biaya dan operasional,” ujarnya kepada wartawan.

Indonesia, sebagai salah satu pendiri International Organization for Marine Aids to Navigation (IOMAN) dan anggota aktif Dewan Organisasi Maritim Internasional (IMO), memiliki tanggung jawab besar dalam menetapkan standar global untuk keselamatan, keamanan, dan keberlanjutan pelayaran internasional. Di dalam negeri, peran Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sangat vital, baik untuk keselamatan pelayaran maupun kelancaran operasional maritim.

Teknologi SBNP telah berevolusi dari penggunaan mercusuar tradisional berbasis lampu minyak menjadi mercusuar otomatis berbasis LED dan energi terbarukan. Inovasi seperti pelampung pintar dengan sensor real-time kini menjadi standar baru. AISNESIA mengambil langkah lebih maju dengan menghadirkan Virtual Buoy, perangkat navigasi yang tidak terlihat secara fisik tetapi dapat dideteksi melalui Automatic Identification System (AIS) di kapal.

“Virtual SBNP ini memanfaatkan teknologi AIS untuk mendukung alur pelayaran. Sinyal perangkat virtual kami dapat diterima oleh semua perangkat AIS, baik Class A, Class B, maupun Vessel Traffic Services (VTS), sehingga navigasi menjadi lebih mudah tanpa membutuhkan instalasi fisik di laut,” jelas Afif Zuhri Arfianto, dosen pembimbing startup AISNESIA.

Baca Juga :  KAI Daop 8 Surabaya Siapkan 59 Lok dan 341 Kereta

Afif juga menyoroti tantangan utama dalam teknologi navigasi, seperti cuaca ekstrem, perubahan iklim, dan risiko vandalisme terhadap perangkat fisik. “Solusi berbasis virtual seperti Virtual Buoy dapat mengatasi masalah ini sekaligus memangkas biaya operasional,” tambahnya.

Dengan peluncuran Virtual Buoy, AISNESIA membuktikan bahwa inovasi lokal mampu berkontribusi pada keselamatan pelayaran, efisiensi operasional, dan keberlanjutan industri maritim. “Langkah ini adalah bukti bahwa teknologi dalam negeri tidak hanya mampu bersaing di tingkat internasional tetapi juga memberikan dampak nyata bagi sektor maritim global,” pungkas Abdullah. (TAM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News