Ahli Gizi : MSG Tingkatkan Selera Makan dan Bantu Pemenuhan Asupan Gizi yang Baik 

oleh -502 Dilihat

dr. Maretha Primariayu, M.Gizi, Sp.GK, Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe, Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor yang juga dimeriahkan dengan demo masak oleh Chef FajarAlam Setiabudi di Surabaya, Selasa (23/5/2023) (kilasjatim.com/dok)

KILASJATIM.COM, Surabaya -Banyak yang mengatakan bahwa micin dapat menyebabkan efek negatif padak esehatan atau pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan. Apakah benar?

Pendapat tersebut dimentahkan dengan adanya pembuktian dalam percobaan hewan, micin ini tidak menimbulkan efek negatif tersebut, sehingga memiliki nilai acuan keamanan yang disebut ADI (acceptable daily intake
atau asupan harian yang dapat diterima).

“not specifieď” menurut JECFA komite dunia yang mengkaji risiko penggunaan bahan tambahan pangan seperti MSG di bawah Food and Drug Administration (FDA) dan World Health Organisation (WHO). Dengan demikian, apakah benar pernyataan tersebut?

Upaya memberikan pemahaman yang benar terhadap tanggaoan miring mengenai micin, P2MI (Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia) yang beranggotakan PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, dan PT Daesang Ingredients Indonesia berinisiatif memberikan informasi yang benar mengenai amannya
mengkonsumsi MSG lewat media workshop untuk rekan-rekan media di Surabaya.

Menghadirkan sejumlah pakar sebagai pembicara yang mumpuni di bidang kesehatan seperti dr. Maretha Primariayu, M.Gizi, Sp.GK, Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe yang merupakan Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor yang juga dimeriahkan dengan demo masak oleh Chef FajarAlam Setiabudi dan Satria Gentur Pinandita – Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI).

Dikatakan Satria Gentur Pinandita, acara workshop tersebut digelar dengan tujuan memberikan informasi yang benar mengenai MSG, P2MI mengundang beberapa rekan media melalui media workshop yang bertajuk “Cinta Pakai Micin, Why Not?”

Baca Juga :  PIN Polio Putaran Kedua di Banyuwangi Capai 63%

Sementara itu, dr. Maretha Primariayu, M.Gizi, Sp.GK, menyampaikan bahwa MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) yang dijinkan dijelaskan pada Permenkes dan BPOM. Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan menjelaskan bahwa MSG dikategorikan sebagai BTP penguat rasa.

“Kadar penggunaan maksimum MSG dalam peraturan tersebut adalah CPPB, karena sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan (ADI
tidak dinyatakan atau not specified), sehingga kadar penggunaan ditentukan oleh produsen pangan dengan batasan secukupnya atau kadar yang paling rendah yang sudah memberikan rasa yang dinginkan,” ujar Maretha.

Nilai ADI yang yang menunjukkan aman tersebut (karena bukan merupakan ADI numerik) yang dikeluarkan oleh JECFA di bawah join lembaga internasional Food and Drug Administration (FDA) dan World Health Organisation (WHO) membuat MSG juga aman jika ditambahkan pada masakan
“Kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur pada takaran yang sama.

Sedangkan Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe yang merupakan Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor mengatakan,
MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa yang dikenal sebagai micin adalah salah satu penyedap rasa semua masakan yang merupakan garam sodium atau natrium dari asam glutamat.

“Natrium yang terdapat dalam MSG adalah natrium yang sama sebagaimana terdapat dalam garam dapur atau garam meja, sedangkan asam glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat dalam daging, ikan/seafood, sayuran seperti tomat, bawang putih, kentang dan sayuran lainnya, serta dalam rumput laut jenis konbu,” jelasnya.

Ditambahkan bahwa asam glutamat lebih banyak lagi terdapat dalam makanan berprotein tinggi yang difermentasi atau yang diperam dalam waktu relatif lama seperti keju, kecap kedelai, kecap ikan, ikan peda dan sejenisnya, saat ini semua orang sepertinya sudah tahu apa itu micin, dan juga pernah merasakan sedapnya
masakan yang menggunakan micin.

Baca Juga :  Tingkatkan Layanan Kelas Atas, ZAP Resmikan Dua Klinik Mewah

“Micin atau MSG memiliki rasa yaitu rasa umami, salah satu rasa dasar dari lima rasa dasar, empat lainnya yang sudah diketahui yaitu asam, asin, manis dan pahit. Asam glutamat pada micin dapat meningkatkan rasa gurih atau rasa lezat masakan. Rasa gurihnya seperti gurih kaldu daging, bukan gurih santan, mentega atau margarin,” urai
Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe .

Berdasarkan sejarahnya, MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1908 oleh seorang professor bernama Kikunae Ikeda. Kikunae lkeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut konbu untuk dijadikan butiran MSG

“MSG mengandung 13,6% Na atau 12% Na dalam bentuk MSG monohidrat, sedangkan garam dapur 39% Na. Penggunaan MSG dalam masakan bahkan dapat menurunkan penggunaan garam dapur yang normal”, ujar Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe .

Pendapat yang sama juga disampaikan dr. Maretha Primariayu, M.Gizi, Sp.GK,
penambahan MSG pada makanan tidak mengurangi gizi dari makanan tersebut.

” Bahkan, asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti Monosodium Glutamat (MSG) dapat membantu meningkatkan selera makan. Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik,” pungkas Maretha..(nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.