Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi Ramah Lingkungan

oleh -1171 Dilihat

 

BANYUWANGI, kilasjatim.com:Tambang emas Tujuh Bukit Banyuwangi, Tumpang Pitu Desa Sumberagung Pesanggaran Banyuwangi JawaTimur diklaim sebagai penambangan emas yang ramah lingkungan. Karena PT Bumi Suksesindo (BSI), pengelola tambang emas Tambang Tujuh Bukit mengklaim proses produksi menggunakan metode yang ramah lingkungan yakni dengan heap leach atau pelindihan.

Agus Purwanto, General Manager Geologist PT BSI, mengatakan metode heap leach dipandang sebagai metode yang jauh lebih aman untuk memproduksi emas, karena tidak melibatkan limbah dan pembuangan tambang.

“Pada proses pelindihan ini, tumpukan ore (bebatuan yang mengandung mineral), ditumpuk di tempat khusus secara sengkedan untuk diluruhkan dengan disiram larutan sianida,” kata Agus yang memandu media dari Surabaya yang melakukan kunjungan ke area pertambangan Tumpang Pitu Sabtu (17/11/2018).

Dijelaskan Agus, dengan proses tersebut tidak menghasilkan tailings seperti yang dilakukan di beberapa tambang emas lainnya di Indonesia, karena sianida yang disiramkan akan jatuh dan ditampung untuk digunakan kembali, sehingga tidak mencemari lingkungan.

Saat ini tambang Emas Tumpang Pitu, yang berada di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, telah menjadi obyek vital nasional berdasarkan surat keputusan Menteri ESDM, No.651/K/30/MEM/2016. Sedangkan PT BSI telah melakukan proses produksi perdana pada 17 Maret 2017 lalu.

Aset Tumpang Pitu berdasarkan standar Joint Ore Reserve Committe (JORC), memiliki kualitas aset: Estimasi 99 juta ton bijih dengan kandungan rata-rata 0,8 gram emas/ton bijih dan 25 gram perak/ton bijih; 794 juta gram cadangan emas dan 862 miliar gram cadangan tembaga pada lapisan porfiri; 70 juta gram cadangan emas dan 2,2 miliar gram cadangan perak pada lapisan oksidasi; Kapasitas produksi 2,8 juta gram emas dan 136 juta gram perak pertahun.

Baca Juga :  Kembangkan TORASIK, UPZ PG Gandeng start up KO-IN

Menurut Agus, tidak hanya emas dan perak, di Tumpang Pitu juga terdapat tembaga. Cadangan deposit tembaga diperkirakan setara dengan cadangan deposit batu hijau di Newmont.

“Untuk tembaga masih dalam fase eksplorasi, dibutuhkan waktu sekitar 8 tahun,” imbuhnya.

Meski menggunakan sistem penambangan manual terbuka konvensional, proyek ini mampu memproduksi 4 juta ton bijih per tahun dengan perkiraan hasil rata-rata 2,8 ton emas dan 136 ton perak per tahun.

Produksi emas Tambang Tumpang Pitu pada 2018 ini diperkirakan sebesar 155.000 – 170.000 oz emas.

BSI melakukan produksi emas pertama pada Maret 2017, dan berhasil mencapai kapasitas produksi penuh pada Kuartal III 2017.
Selama 2017, BSI berhasil memproduksi emas sebanyak 142.468 oz.

Sebelumnya Iwa Mulyawan, Act Technical Mine Manager & Environmental Superintendent PT BSI menjelaskan, selain proses produksi pihaknya juga menjaga lingkungan kondisi air, udara, tingkat kebisingan, hingga populasi satwa dan flora.

“Kami ambil sampel air secara periodik untuk diketahui PH nya. Kami juga pasang alat untuk mengetahui tingkat kebisingan dan sebagainya,” kata Iwa.

Untuk kelestarian flora dan fauna, terdapat regulasi karyawan harus segera melaporkan jika menemui satwa yang terancam keselamatannya.

“Kami pernah menyelamatkan hewan kukang langka, dan kami langsung koordinasi dengan balai konservasi. Kami relokasi jauh ke dalam hutan,” imbuhnya.

Selain itu, tanaman-tanaman asli yang ada di kawasan tambang, menggunakan konsep green mining. Yakni terdapat tempat persemaian (nursery) sebagai tempat enaka jenis tanaman asli yang nantinya digunakan untuk untuk menghijaukan kembali kawasan tumpang pitu, melalui reklamasi tambang.

Selain itu untuk kelangsungan area pertambangan , terus dilakukan penghijauan di lahan-lahan kritis, dengan menabur benih atau menanam dari jenis tanaman buah-buahan.Tanaman itu dipilih sebagai upaya untuk memberikan cadangan makanan bagi satwa yang ada di sekitar kawasan tambang.

Baca Juga :  AXA Mandiri Unit Syariah Ajak Nasabah di Jawa Timur Berwakaf Melalui Asuransi Jiwa Syariah

“Ini agar satwa tetap betah berada hutan-hutan di sekitar sini, sedikitnya ada hewan yang betah tinggal disini selain burung , juga monyet dan lainnya,” papar Iwa. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News