Philips Indonesia Terapkan Solusi Telemedis Untuk Layanan Kesehatan dengan Biaya Rendah

oleh -407 Dilihat

 

Senior VP & General Manager Philips Health System ASEAN & Pacific, Diederik Zeven

 

SURABAYA, kilasjatim.com: –
PT Philips Indonesia memandang perlunya semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, industri dan pihak swasta untuk membantu bersama sama agar setiap individu di Indonesia memperoleh akses ke layanan kesehatan yang berkualitas dan tanpa batas.

Memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November, dinilai menjadi momen untuk merefleksi situasi layanan kesehatan di Indonesia saat ini, dan bagaimana semua pihak yang berkepentingan dapat membantu untuk membuatnya lebih baik.

Philips percaya pendekatan kolaboratif, bekerjasama dengan pemerintah, tenaga kesehatan profesional, asosiasi dan masyarakat, mampu membantu Indonesia menghadapi tantangan yang sedang membebani situasi layanan kesehatan di negeri ini.

Sistem layanan kesehatan yang baik dengan biaya yang lebih rendah sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan inovasi yang terus menerus dan inovasi mesti membutuhkan kerjasama antar-pemangku kepentingan, baik pemerintah dan swasta.

Hal itu mengemuka dalam forum diskusi bertema “Peran Tekonologi dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan” yang diselenggakan Philips Indonesia di Fairfield by Marriot Surabaya, Jumat (16/11).

Hadir sebagai narasumber Drs Muhammad Arif Zaidi, Apt, Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dr. Maria Magdalena Padmidewi Widjanarko SpPK, Dewan Akreditasi PERSI Jawa Timur & Diektur Siloam Hospitals Surabaya yang berlangsung Jumat (16/11/2018).

Pada kesempatan itu Arif Zaidi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyatakan, secara umum situasi layanan kesehatan di provinsi Jawa Timur sudah cukup baik, dengan akses yang cukup merata terutama pada tingkat fasilitas kesehatan primer.

“Dari sisi pemerintah mengharapkan pihak swasta turut mendukung program Kesehatan yang menjadi program nasional,” kata Arif.

Senior VP & General Manager Philips Health System ASEAN & Pacific, Diederik Zeven, mengungkapkan tantangan dalam industri kesehatan yang umum dihadapi oleh negara-negara Asia Pasifik, yaitu peningkatan populasi menua, yang berarti juga peningkatan berbagai penyakit degeneratif yang disebabkan usia tua, serta kurangnya sumber daya.

Baca Juga :  Semester 2/2022 KPPU Kanwil IV Tangani 13 Laporan, Didominasi Dugaan Persekongkolan Tender

“Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan sistem layanan kesehatan yang baik dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini membutuhkan inovasi, dan inovasi membutuhkan kerjasama antar-pemangku kepentingan,” jelasnya.

Dalam diskusi ini, Dr. Maria mengatakan bahwa bagi sebuah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit seperti Siloam Hospitals Surabaya yang dikelolanya, teknologi berperan penting dalam memberikan pelayanan yang optimalkan kepada pasien.

“Dalam menangani seorang pasien, ketepatan diagnosa sangat penting untuk menentukan perawatan selanjutnya, untuk itu alat-alat diagnostik dengan akurasi tinggi sangatlah penting. Ia tak memungkiri bahwasannya investasi yang dibutuhkan untuk alat-alat ini cukup tinggi, tetapi teknologi tersebut membantu mempermudah diagnosa sehingga mempercepat pelayanan pasien, memungkinkan semakin banyak pasien yang bisa dilayani,” urai Maria.

Grup Siloam Hospitals juga telah memanfaatkan teknologi telemedis antar-rumah sakit di berbagai daerah, salah satunya dalam hal radiologi. Siloam Hospitals memiliki perkumpulan untuk para ahli radiologi yang bekerja di Siloam, di mana mereka yang lebih ahli bisa membantu rekan-rekan yang berada di daerah pelosok untuk mendiagnosa pasien secara lebih tepat dan akurat.

Tiga pembicara dihadirkan Muhammad Arif Zaidi, Apt, Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dr. Maria Magdalena Padmidewi Widjanarko SpPK, Dewan Akreditasi PERSI Jawa Timur & Diektur Siloam Hospitals Surabaya yang berlangsung Jumat (16/11/2018).

 

Philips Indonesia sendiri juga telah menerapkan beberapa solusi telemedis di Indonesia. Pada Desember 2017, Philips mengumumkan kehadiran Lumify, solusi ultrasound dengan perangkat pintar berbasis aplikasi tersedia untuk pembelian oleh penyedia layanan kesehatan berlisensi atau organisasi di Indonesia. Pendekatan layanan kesehatan digital ultrasound Philips yang inovatif ini menghubungkan perangkat pintar kompatibel yang tersedia luas di pasaran, aplikasi mobile, teknologi transduser ultrasound mutakhir, layanan TI dan dukungan terpadu untuk membantu penyedia layanan kesehatan meningkatkan layanan perawatan pasien sekaligus menekan biaya.

Baca Juga :  150 Lansia di Buduran Ikuti Pengobatan Gratis Yang Digelar PT MPM

Selain itu, Philips juga mengimplementasikan Mobile Obstetrics Monitoring (MOM) solution, layanan kesehatan terukur berbasis digital yang dirancang untuk mengidentifikasi kehamilan berisiko demi membantu menekan angka kematian ibu, sejalan dengan tujuanSustainable Development Goals(SDGs). Dalam MOM, bidan di daerah terpencil dapat memasukkan data-data pemeriksaan ibu hamil, termasuk citra pemeriksaan ultrasonografi, ke aplikasi berbasis android yang kemudian akan masuk ke server. Kemudian, dokter spesialis kebidanan yang bekerjasama dalam program ini dapat mengakses data-data tersebut untuk memberikan arahan dan diagnosa ketika ditemukan adanya potensi risiko sehingga bisa mencegah komplikasi.

Sejauh ini MOM telah diterapkan di beberapa daerah terpencil di Sumatera Barat, Jayapura, dan Sulawesi Utara.
Sektor swasta seperti Philips bisa menjadi pemain penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk layanan kesehatan melalui teknologi dan inovasi. Hal ini akan membantu memberikan akses yang lebih luas, menyediakan solusi yang tepat serta memastikan adanya pelatihan dan edukasi yang tepat untuk membantu meningkatkan jumlah tenaga kesehatan professional yang memiliki kapasitas memadai.

Philips bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menumbuhkan masyarakat yang lebih sehat. Philips percaya bahwa pendekatan kolaboratif, bekerjasama dengan pemerintah, tenaga kesehatan profesional, asosiasi dan masyarakat, mampu membantu Indonesia menghadapi tantangan yang sedang membebani situasi layanan kesehatan di negeri ini. (kj5)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News