Membaca, Jendela Dunia

oleh -722 Dilihat

Malang.kilasjatim.com: Jendela Dunia, begitu kamar ini disebut. Ruangan ukuran tiga kali tiga meter berisi lebih dari lima ratus judul buku yang dijajar di rak utama dan beberapa rak kecil lain. 

Menurut Helmi Suprijatno, Budaya Literasi Keluarga (BuLiKe) sudah dilakukan sejak dulu. Koleksi buku sengaja dikumpulkan waktu belum menikah. Awalnya ia membeli buku untuk Dhani keponakannya. Sampai ia menikah dan memiliki anak, sekarang buku tersebut untuk Bulan-Jingga anaknya. Juga untuk anak-anak sekitar.

 “Biasanya kalau sabtu di sini banyak anak ngumpul. Baca buku, ada yang dibawa pulang juga,” katanya, Senin (30/9).

Anak-anak biasanya datang meminjam buku karena tugas dari sekolah. Ada kegiatan literasi sekolah, setiap bulan harus membaca sebuah buku. Sebab itu mereka datang.

Karena buku di sini tidak di khususkn untuk anak jenjang SMP saja. Ia pun harus mengarahkn novel mana yang cocok untuk siswa. Kendala lain anak sekarang minat bacanya rendah, jadi harus bolak-balik ganti buku bacaan.

“Ada yang cari buku paling tipis. Ada yang minta buku cerita cinta remaja, ada yang minta penulisnya terkenal. Sekarang banyak yang tanya buku Bumi Manusia punya Pramoedya, setelah tahu bukunya tebal, dikembalikan lagi,” ceritanya.

Diakui, dalam beberapa tahun terakhir sejumlah film diangkat jadi novel. Seperti Dilan, Melody Dilan, Negeri 5 Menara dan sebagainya. Secara tidak langsung, mendorong anak-anak ikut membaca buku. Karena ingin tahu cerita versi bukunya.

Yang paling terakhir film Bumi Manusia dan dibintangi Iqbal Ramadhan, sejumlah siswa sering bentanya mengenai isi cerita novel tersebut. Tetapi kembali lagi, anak-anak itu belum tertarik buku tebal, seri tetralogi.

Baca Juga :  Presiden Tekankan Pembangunan Infrastruktur harus Ramah Lingkungan

“Jika bukunya dibagi beberapa jilid, mungkin lebih enak dibaca,” harapnya.

Helmi menilai, tidak semua anak suka dan tahan menahan buku tebal. Kesukaan anak membaca dipengaruhi dari kebiasaan sejak kecil. Anaknya dulu tidak suka membaca, menarik minat baca ia memberikan hadiah jika berhasil membaca sebuah buku.

“Kalau sudah baca satu buku, dapat hadiah es krim atau beli buku baru. Sejak itu mereka semakin suka membaca,” lanjutnya.

Menurutnya kembalinya kebiasaan anak membaca buku diantaranya dorong tugas literasi sekolah. Seperti yang dilakukan SMPN 3 Malang, tempat kudua anaknya sekolah. Mewajibkan siswa membaca buku non akademik setiap hari selama 15 menit. Sebuah buku per bulan. Langkah ini sangat efektif agar anak gemar membaca. 

Menurut Fatma Bulan, putri pertama Helmi yang juga siswa kelas 8 di SMPN 3, mengaku senang ada kegiatan literasi. Sebab sejak kecil sudah biasa baca buku di rumah. 

Bahkan setiap bulan ia membeli buku dari uang sakunya. Ada pun buku yang dibeli jenis novel misteri atau komik Mikoo. 

“Kegiatan literasi di sekolah, bukunya bisa di download lewat web go aplikasi, masuk ke go literasi, pencet kelas, masukkan pasword sudah ngisi literasi. Bisa juga pakai cara konvensional, baca bukunya langsung,” terangnya.

Sementara Kepala Sekolah SMPN 3 Malang, Mutmainah Amini menyampaikan jika kegiatan literasi menjadi kegiatan wajib bagi seluruh siswanya. Sesuai Permendikbud No 23 tahun 2015, tentang pengembangan minat baca melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). 

Untuk memperlancar kegiatan tersebut ia berharap mendapat dukungan dari seluruh wali murid. Sebab tidak mungkin, sekolah menyuruh siswa.membaca tetapi tidak ada bahan bacaan di rumah. 

“Sekarang tidak ada lagi alasan tidak punya buku. Tidak mengerjakan tugas literasi, yang tidak punya buku bisa download. Orang tua pun bisa ngecek lewat hape masing-masing ada paswordnya,” katanya.

Baca Juga :  GOJEK Operasikan Layanan Ambulans Dan Edukasi Mitra Driver P3K

Menurutnya peran orang tua sangat penting dalam menumbuhkan minat baca anak. Diantaranya dengan melihat, membaca laporan hasil membaca anak setiap minggunya. Kalau pun ada orang tua yang tidak punya hp android, hasil literasi siswa bisa dibaca melalui buku literasi yang harus ditandangani orang tua setiap hari.

Ia berharap dengan membaca buku setiap siswa mendapat informasi dan pengalaman lain yang tidak ada dalam buku pelajaran. Dengan demikian wawasan anak lebih terbuka dan kaya.kj5

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.