HSL 2018 Singgah di Surabaya Libatkan Siswa dan Guru SMA

oleh -1057 Dilihat

 

SURABAYA, kilasjatim.com: –
Panitia High School League 2018 (HSL 2018) Jumat (21/9/2018) singgah di kota Surabaya untuk mendapatkan pemenang di ajang Liga E Sport.Turnamen ini tergolong unik, karena pesertanya sengaja ditujukan untuk kalangan siswa SMA di seluruh Indonesia.

Turnamen ini melibatkan guru dan sekolah, serta hadiahnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sekolah pemenangnya.

Setiap sekolah yang ingin mendaftarkan tim peserta bisa mulai memasukkan datanya ke situs HSL 2018 mulai dari 6 September 2018 hingga 12 Oktober 2018.

“Babak kualifikasi digelar 8 kota termasuk Surabaya dan Malang . Untuk Surabaya dilaksanakan di three kingdom cafe sedangkan di Malang ditempatkan di hardcore cafe. kedua cafe ini arena esports berstandar internasional dan mendapat sertifikasi GeForce,” kata Stevanus, President HSL 2018 di Surabaya, Jumat (21/9/2018).

Ditambahkan untuk game yang akan dipertandingkan HSL 2018 mengedepankan hanya satu game, yaitu DOTA 2 yang memiliki jenis game strategi beregu.

“Pemilihan DOTA 2 bukan tanpa alasan, game tersebut dapat mendorong kemampuan tim untuk bekerjasama, kekompakan, pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat, strategi, sportivitas, dan tentu saja disiplin,’ jelas Stevanus.

Lama berlangsungnya liga satu semester atau 6 bulan, dan hanya akan diselenggarakan pada Sabtu dan Minggu ketika siswa sedang libur.

“Kami pilih waktunya Sabtu dan Minggu karena tidak ingin siswa yang bertanding mendapatkan pengaruh buruk dari lingkungan pemain di netcafe tempat berlangsungnya acara,” imbuhnya.

Melalui pemilihan yang ketat, HSL 2018 memutuskan 10 iCafe yang mendapatkan sertifikasi GeForce di 8 kota di Indonesia.

Lokasinya antara lain Jakarta (Highgrounds, BarracX), Bogor (Redfox), Bandung (Immortal), Solo (Poseidon), Surabaya (Three Kingdoms), Malang (Hardcore), Medan (Noblenation, iCafe Medan), dan Makassar (GIX).

Baca Juga :  Tahun 2018, Pemkot Surabaya Naikan Target PAD Rp 4,712 T

Hadiahnya juga berbeda dengan kompetisi esports lain, yaitu : beasiswa, penyediaan kurikulum esports di sekolah pemenang, biaya subsidi untuk guru pembimbing ekstrakurikuler esports dan perlengkapan lab esports berupa PC gaming dengan nilai total sebesar Rp 1,2 miliar.

Stevanus menyatakan tujuan utama dari diadakannya liga esports ini adalah untuk mencetak bibit baru dari kalangan siswa SMA
Selain itu juga meningkatkan daya saing Indonesia di kancah dunia.

“Melalui HSL 2018, diharapkan pandangan masyarakat akan game yang negative bisa berubah, dan pada akhirnya akan meningkatkan industry game di tanah air.Tentu saja industri tersebut tidak hanya terbatas pada atlit esports saja, melainkan meluas ke pembuat game, publisher, serta manajemen bisnis game,” papar Stevanus.

Kompetisi dengan skala sebesar ini merupakan kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya JD.ID selaku penyedia perdagangan elektronik terkemuka, Lenovo dan NVIDIA sebagai penyedia komputer gaming, serta iCafe berstandar internasional yang mendapatkan sertifikasi GeForce.

Bila HSL 2018 sukses, maka besar kemungkinan sekolah dan masyarakat akan lebih terbuka. Masyarakat akan menerima esports bukan hanya sebagai permainan anak-anak belaka yang memberikan efek negatif, tetapi justru meningkatkan peluang anak untuk menjadi pemain di industri game. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News