BPOM Apresiasi PT AMA, Naikkan Status Produk Suplemen PRO EM-1 

oleh -1007 Dilihat

Berlangsungnya launching pabrik PRO EM-1 di Pakis Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (05/11) dihadiri Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) RI, Penny K Lukito (tengah)

KILASJATIM.COM, Malang – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan kenaikan status dari jenis makanan olahan dengan kode MD menjadi Suplemen Lisensi (SL) untuk produk Suplemen Kesehatan Probiotik PRO EM1 yang diproduksi PT Agro Mitra Alimentare (AMA). Pemberian kenaikan status tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) RI dalam acara launching pabrik PRO EM-1 di Pakis Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (05/11)

Kepala BPOM RI Penny K Lukito  memberi apresiasi penuh dan bangga pada PT AMA sebagai produsen probiotik alami. Dan berharap produsen minuman suplemen yang berkedudukan di Pakis – Malang bisa menjadi mitra pemerintah dalam segala hal.

“BPOM berkomitmen mendukung pengembangan produk obat berbahan alam sekaligus mengimbangi produk berbahan kimia yang sudah ada selama ini.Produk berbahan alam termasuk salah satu prioritas untuk dikembangkan dan sekaligus mengawal prosesnya mulai uji klinik sampai register atau sesuai prosedur berlaku,” ujar Penny..

BPOM,  mengapresiasi PT AMA yang memproduksi suplemen probiotik berbahan alam dan diharapkan ke depan mampu semakin berinovasi sehingga dapat terus berkembang.

“Di Jatim banyak akademisi berkualitas, khususnya di bidang kesehatan. Dari sana bisa kerja sama untuk pengembangan produk dengan berbagai inovasi. Saya yakin PT AMA bisa melakukannya,” jelasnya..

Penny  berharap PT AMA bisa menjadi mitra pemerintah dalam segala hal. Termasuk dalam memberikan dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Baca Juga :  SHRIMP OUTLOOK 2023: Produksi Budidaya Udang Bakal Meningkat Lewat Standarisasi Pengelolaan Tambak Berbasis Teknologi

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT AMA Recta Geson menyambut gembira dan menyampaikan terima kasih  bersyukur karena BPOM sudah secara resmi meluncurkan salah satu produksinya, PRO EM-1.

“PRO EM-1 sudah beredar di seluruh Indonesia. Probiotik alami dengan lisensi EM Research Organization Okinawa Jepang ini terbukti bisa menyelesaikan berbagai macam gangguan kesehatan manusia. Fungsi PRO EM-1 sebagai pembangun mikrobiota dalam tubuh hingga terbentuk food circle bersimbiosis,” papar Recta seraya menjelaskan kandungan yang dalam PRO EM-1.

Diegadkan Recta, PRO EM-1 beda dengan probiotik yang ada di pasaran, PRO EM-1 mengandung multi strains yang dapat mencerna dan melakukan detoxifikasi, sehingga makanan yang dicerna dalam usus menjadi nutrisi yang mudah diserap tubuh.

“Imunitas tubuh otomatis seimbang dan terjaga dari segala macam jenis penyakit,” tambah pengusaha jebolan farmasi ini.

PRO EM-1 merupakan suplemen (konsentrat minuman sehat probiotik) yang berisi probiotik multi-strain, menguntungkan, hidup, aktif dan selaras dengan alam.

“Suplemen probiotik ini sebenarnya diproduksi bukan khusus untuk COVID-19, tapi lebih untuk regulasi dan modulasi sistem imun. Jika respons imun berlebih maka akan dikurangi, dan jika respons terlalu lemah maka akan dinaikkan, atau sampai seimbang,” urai Recta .

Hanya karena saat peluncuran awal pada Maret 2020 bersamaan dengan awal masa pandemi COVID-19 dan terbukti bisa dikonsumsi sebagai pencegahan maupun terapi maka diteruskan.

Di pasaran, saat ini PRO EM-1 dijual dengan harga Rp350 ribu per botol isi 473 mililiter, namun akhir tahun ini diinovasikan dalam kemasan botol isi 90 mililiter untuk menjangkau pasar menengah ke bawah.

Saat ini permintaan pasar luar negeri cukup besar, namun  pihaknya belum bisa melayani  karena masyarakat Indonesia masih membutuhkan, seiring volume produksi yang masih jauh dari kapasitas terpasang.

Baca Juga :  BP-AKR Gandeng PT Jatim.Sarana Utama Kembangkan Jaringan SPBU bp di Jawa Timur

“Kapasitas produksi sekarang sebulan 10 tangki yang per tangki mampu 2.000 botol sehingga total 20.000 botol. Sedangkan kapasitas terpasang 60 tangki atau 120.000 botol atau belum sampai 20 persen,” papar Recta. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.